Sonora.ID - Cerita fantasi merupakan cerita khayal atau fiktif yang berasal dari imajinasi atau khayalan penulis dengan bumbu-bumbu hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal magis, supranatural, atau futuristik.
Dalam cerita ini penulis menuangkan khayalannya yang mustahil seolah-olah terjadi, yang dialami oleh para tokoh dalam ceritanya.
Cerita fantasi memiliki beberapa ciri seperti ada keajaiban atau kemisteriusan, ide ceritanya terbuka terhadap daya khayal penulis, latar yang berupa lintas ruang serta waktu, tokoh yang unik, dan penggunaan bahasa dengan emosi yang kuat.
Berikut ini kami sajikan kumpulan contoh cerita fantasi hewan yang pendek, singkat, dan penuh pesan moral, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: 15 Contoh Cerita Fantasi Dongeng: Singkat, Populer, Kaya Pesan Moral
Contoh Cerita Fantasi tentang Hewan yang Pendek dan Penuh Pesan Moral
Contoh 1
Kekuatan Ekor Biru Nataga
(Oleh: Ugi Agustono)
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan.
Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo akan terukir di hati seluruh binatang.
Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air tercinta. Saat yang ditunggu pun tiba.
Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik.
Pasukan siluman serigala mulai mengajak Pulau Tana Modo, susul-menyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam.
Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan.
Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nagata.
“Serbuuuu…! " Teriak Nagata sambung-menyambung dengan seluruh panglima.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam, Nataga segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya.
Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api pada ekornya yang keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus.
Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru.
Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Contoh 2
Cici dan Serigala
Suatu sore tiga kelinci kecil, Cici, Pusi, dan Upi bermain bersama di tengah hutan. Tiba-tiba Cici melihat sesuatu terbungkus plastik tergeletak. “Hai lihatlah! Cici berteriak sambil menunjuk ke arah bungkusan. “Wah, makanan.” teriak Upi. “Asyik! kita makan enak.” Pusi bersorak kegirangan. Cici mengambil kemudian membuka bungkusnya dan tercium aroma harum makanan. Tiba-tiba muncul niat liciknya, dia ingin menyantap kue itu sendirian karena tergoda kelezatannya. “Teman-teman sepertinya ini bekal Pak Tukang Kayu, mungkin dia baru saja ke sini dan belum terlalu jauh, bagaimana kalau ku susulkan saja kue ini, bukankah itu perbuatan mulia?” Cici meyakinkan. Namun raut kecewa tergambar di wajah kedua temannya, mereka gagal makan kue lezat itu. Cici segera berlari menjauh dan memakan kue itu sendiri. Tiba-tiba, buukk!! “Aak, tolong” Cici menjerit keras. Rupanya Serigala baru saja muncul dibalik semak, mencengkeram dan siap menerkam.
Kembali muncul ide liciknya, “Pak Serigala, aku bersama 2 teman lagi di sana, bagaimana aku panggil mereka ke sini supaya makanmu lebih banyak?” Serigala menjawab “Baiklah, tapi aku ikut di belakangmu,” jawab Serigala. “Pelan-pelan saja jalanmu, supaya mereka tidak lari ketakutan.” Cici mulai berlari ke arah teman-temannya lalu tiba-tiba terasa ada yang menarik kakinya. Ia menjerit dan tidak berani membuka mata. “Jangan, jangan makan aku, jangan makan aku Pak Serigala” “Sst, ini kami Upi dan Pusi, ayo cepat Ci!” Bersama-sama akhirnya mereka lari dan selamat. Upi dan Pusi memaafkan Cici yang semula berniat untuk serakah, merekapun kembali bersahabat tanpa ada rasa marah.
Contoh 3
Singa dan Kelinci
Pada zaman dahulu, di hutan rimba lebat, hidup seekor singa rakus. Semua hewan hutan takut padanya, karena dia aktif berburu setiap hari dan membunuh hewan yang ditemuinya itu dalam jumlah besar bahkan ketika singa tersebut tidak lapar. Para penghuni hutan lainnya sadar bahwa tidak lama lagi maka tidak ada satupun dari mereka akan dibiarkan hidup. Maka dari itu semua hewan hutan memutuskan untuk bertemu dan akan menawarkan satu hewan kepada singa setiap hari. Mereka pergi menemui singa dan berkata, “Yang Mulia, tolong dengarkan, kami memiliki permintaan dimana Yang Mulai tidak perlu memburu lagi, ijinkan kami untuk selalu tinggal di tempat Anda. Setiap hari, kami akan mengirimkan satu hewan sebagai hidangan. Sehingga Yang Mulia tidak perlu mencari makanan dan kami juga dapat bertahan hidup. ” Singa setuju dan sejak hari satu hewan memilih dikirim ke singa, untuk menjadi makanannya.