Makassar, Sonora.ID - Capaian Indikator Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Sulsel pada Semester 1 menunjukan hasil yang belum optimal.
Hal ini menjadikan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulsel masih harus bekerja keras.
Koordinator Manager Satgas Stunting, Andi Irfanji mengakui, indikator PPS di Sulawesi Selatan pada laporan semester 1 belum optimal tercapai secara keseluruhan di kabupaten/kota.
"Kalau dilihat dari sasaran intervensi pada balita mencapai 76,72 persen, sementata kelompok sasaran lainnya masih berada di sekitar cakupan 50 persen ke bawah. Hal ini bisa menjadi kajian kita untuk menyusun langkah selanjutnya di semester 2," ujar Andi Irfanji dalam rapat koordinasi yang digelar, di Ruang Pola Kantor Perwakilan BKKBN, Kamis (10/8/2023).
Menanggapi capaian tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan, Shodiqin, menyampaikan perlu adanya kolaborasi terpadu untuk menurunkan capaian PPS yang sudah ditargetkan.
Baca Juga: Pemkot Makassar Berhasil Tekan Inflasi, BPS: Terkendali
Apalagi, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) telah terbentuk di level Provinsi, 24 kabupaten kota, 311 kecamatan dan 3.049 Desa kelurahan.
"Ini perlu ada kolaborasi terpadu dalam menurunkan stunting ini. Apalagi melihat target penurunan yang sudah diproyeksikan, hal ini bukan suatu hal yang tidak mungkin bila kita bekerja gotong royong target di tahun 2023 capaian prevalensi stunting Sulsel akan turun sesuai harapan kita," ujar Shodiqin.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas P3ADaldukKB Provinsi Sulsel, Andi Mirna. Menurutnya, kolaborasi terpadu antara TPPS dan Lintas Sektor dalam hal ini TNI sangat penting dilakukan.
Itu dapat membantu memonitoring stunting sampai tingkat desa.