Makassar, Sonora.ID - Upacara peringatan HUT Republik Indonesia ke-78 yang digelar di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis kemarin sedikit diwarnai insiden.
Agenda pembacaan doa yang seharusnya dilakukan oleh Kemenag Sulsel diganti secara sepihak tanpa pemberitahuan oleh pihak Pemprov Sulsel.
Hal ini berbuntut kekecewaan pihak Kemenag Sulsel lantaran Kepala Bagian (Kabag) TU, Ali Yafid yang mewakili Kepala Kanwil sudah menunggu 1 jam lamanya sesuai jadwal di undangan.
Pernyataan kekecewaan pun dilontarkan Ketua Tim Humas, Data dan Informasi Kanwil Kemenag Sulsel, Mawardy Siraj. Ia menyayangkan hal seperti di terjadi apalagi di momen sakral seperti peringatan HUT Kemerdakaan RI. Mestinya, kata dia, Pemprov harus lebih mengutamakan menjaga hubungan baik antar lembaga.
Merespon kejadian itu, Pemprov Sulsel melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra), menyampaikan permohonan maaf kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel.
Kepala Biro Kesra Sulsel, Erwin Sodding mengakui ada kesalahan komunikasi atau miskomunikasi antara panitia penyelenggara dengan pihak Kanwil Kemenag Sulsel.
Lazimnya dalam acara resmi tingkat Provinsi Sulsel, perwakilan Kanwil Kemenag Sulsel diamanahkan sebagai pembaca doa. Saat upacara, Kepala Kantor Kemenag Sulsel Khaeroni berhalangan hadir. Dia diwakili Kepala Bagian Tata Usaha Ali Yafid sebagai pembaca doa.
Hanya saja, saat upacara akan dimulai panitia melakukan pergantian pembaca doa untuk memanjatkan doa di hari penting Republik Indonesia itu.
“Kami mewakili panitia meminta maaf kepada Bapak Kanwil Kemenag Sulsel beserta jajarannya. Kami akui ada kesalahan dan miskomunikasi. Kami tidak bermaksud menyinggung pihak manapun, terlebih pihak Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan sudah sangat berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam modernisasi beragama dan tentu selalu kami dukung,” kata Erwin Sodding.
Baca Juga: Gubernur Andi Sudirman Ungkap Alasan Demosi Pejabat Pemprov Sulsel
Hal yang sama diungkapkan, Kabid Humas Diskominfo-SP Sulsel, Yessy Yoanna Ariestiani. Pihaknya mengatakan tidak ada yang mengharapkan terjadinya kesalahan komunikasi saat upacara berlangsung. Oleh karena itu, ia mewakili panitia meminta maaf kepada pihak Kanwil Kemenag Sulsel.
“Apresiasi untuk kehadiran Kemenag. Panitia mohon maaf, bukan bermaksud menyinggung tapi dengan ketidakhadiran Bapak Kakanwil, panitia segera mengambil opsi berikutnya dan ternyata belakangan diketahui bahwa Bapak Kakanwil diwakili. Di situ lah letak miskomunikasinya. Tapi apapun itu kami tidak ingin ada yang merasa tersinggung, oleh karenanya kami sampaikan permohonan maaf,” tuturnya.
Pemprov Sulsel, kata Yessy mengakui keberadaan Kanwil Kemenag Sulsel sebagai salah satu stakeholder yang punya peranan penting dalam pembangunan umat beragama di Sulsel. “Kami menyadari luasnya peran Kemenag yang berperan aktif dalam sistem pemerintahan Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Baca Juga: Dilantik Jadi Pj Sekprov Baru, Tugas Berat Menanti Andi Muhammad Arsjad