Berdasarkan estimasi, lanjuta IGP Wira Kusuma, kebutuhan benih Gapoktan Harapan yang memiliki luas lahan 465 Ha sekitar 14 ton (465 Ha x 30 kg). Sehingga diperkirakan masih terdapat surplus benih sekitar 36 ton yang dapat didistribusikan kepada petani padi lainnya.
"Hal ini tentu dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi Gapoktan dengan nilai potensi ekonomi mencapai 432 juta (35 ton x Rp12.000/kg)," tuturnya.
Maka dari itu, sebagai upaya peningkatan kapasitas, Bank Indonesia juga telah memfasilitasi Gapoktan Harapan dalam program studi banding ke Klaster Binaan Bank Indonesia Yogyakarta dan Bank Indonesia Solo pada 15-18 Agustus 2023 yang lalu.
"Berdasarkan catatan kami, terdapat beberapa lesson learned untuk peningkatan kapasitas Gapoktan Harapan," imbuhnya.
Untuk mencapai kapasitas produksi beras yang lebih maksimal diperlukan mesin dryer, karena luasnya lahan Gapoktan Harapan yang mencapai 465 Ha. Kemudian dikatakan IGP Wira, penggunaan lantai jemur menjadi tidak efisien karena berpotensi mengurangi jumlah lahan tanam.
Sementara sebagai dukungan pemasaran sekaligus membantu penjualan beras, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah dapat melakukan business matching perdagangan dengan BUMD, KAD, serta retail dengan perjanjan yang saling menguntungkan.
Kemudian, diperlukan pemilihan pengemasan produk yang sesuai dengan jenis beras yang diproduksi (organik / non organik) serta sertifikasi halal dan izin edar untuk program hilirisasi selanjutnya.
"Untuk mendukung hal ini, pada triwulan V-2023, Bank Indonesia akan melakukan program hilirisasi melalui fasilitasi packaging produk. Harapannya program tersebut dapat
meningkatkan nilai jual produk," harapnya.
IGP Wira Kusuma juga menerangkan, program pengembangan klaster padi Gapoktan Harapan akan dilakukan secara bertahap dan multiyears (2022-2027). Tahun 2022-2023, merupakan tahun awal program yang berfokus pada kegiatan budidaya pertanian.
Gapoktan Harapan diharapkan dapat mendorong petani mampu melaksanakan teknologi budidaya padi dan implementasi program digital farming sesuai dengan praktik budidaya yang baik serta dapat mandiri dalam penyediaan benih unggul.
"Tahun selanjutnya fokus pengembangan program akan dilakukan dengan implementasi integrated farming dimana tanaman diintegrasikan dengan ternak. Petani akan diajarkan mengolah sisa hasil tanaman untuk pakan ternak serta mengolah kotoran ternak sebagai bahan baku pupuk organik," jelasnya lagi.
Sementara dengan pendampingan dna kolaborasi kepada Gapoktan Harapan, IGP Wira Kusuma berharap, program demplot menggunakan Good Agricultural Practices
(GAP) yang telah berjalan menjadi contoh yang dapat direplikasi di seluruh lahan klaster milik Gapoktan Harapan seluas 465 ha dengan potensi produktivitas yang mencapai 7,5 ton per hektar dari yang sebelumnya sebesar 6,5 ton per hektar.
"Sehingga total produksi dapat mencapai 3.022 -3.487 ton per musim tanam. Melalui pendampingan multiyears ini, kami juga berharap klaster Gapoktan Harapan tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas tanam, namun juga dapat tumbuh menjadi klaster champion yang melahirkan para petani pakar yang menjadi rujukan bagi para petani lainnya," tutupnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News