Kemudian, pilih sampah yang belum membusuk, dan cincang sampah agar penguraian lebih cepat.
2. Siapkan wadah pengomposan
Wadah pengomposan bisa berupa tabung atau drum, lubangi beberapa titik di bagian bawah.
Kemudian tempatkan wadah tersebut di atas susunan batu atau bata agar tidak langsung menyentuh tanah, sehingga meminimalisir kemungkinan terkena air.
Jangan lupa menutup bagian atas wadah menggunakan plastik atau aluminium foil agar bahan di dalamnya cepat membusuk.
Aluminium foil akan memperangkap hawa panas di dalam sehingga proses penguraian akan lebih cepat.
3. Isi wadah dengan sampah organik
Setelahnya, isi wadah atau drum dengan sampah organik tersebut dan tambahkan pupuk organik EM4 dan tutup bagian atas wadah menggunakan plastik atau aluminium foil agar bahan di dalamnya cepat membusuk.
Aluminium foil akan memperangkap hawa panas di dalam sehingga proses penguraian akan lebih cepat.
Tambahkan sampah organik setiap hari dan campur sampah baru dengan sampah lama, jangan lupa tambahkan EM4.
Kenapa harus dicampur dengan sampah yang lama ? Karena sampah yang sudah ada di wadah lebih dulu tentu saja memiliki kandungan mikroorganisme yang lebih banyak sehingga mempermudah proses penguraian.
4. Aduk pupuk secara rutin
Pupuk kompos yang dibuat harus diaduk secara rutin paling tidak seminggu sekali.
Semakin lama kompos berada di wadah maka suhunya pun semakin meningkat bahkan bisa mencapai 70 derajat celcius.
Setelah memasuki minggu ke enam maka pupuk kompos pun siap dipanen.
Akan tetapi, pastikan bahwa sampah tersebut tidak lagi memiliki bau busuk yang menyengat, tetapi lebih memiliki bau tanah.
Warna pupuk kompos pun akan menjadi coklat kehitaman dengan suhu sekitar 30 derajat celcius dan memiliki pH sekitar 6.5 hingga 7.5.
Itulah cara membuat kompos dari limbah sayuran dan buah yang bermanfaat untuk tanaman.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News