"Jadi kita bagi dua kelompok, jadi tenun ikat dari budaya Melayu dan Dayak itu bisa sama-sama kita kembangkan. Pabila perlu pemerintah melalui lembaga Inkubasi ini selain melakukan pelatihan bisa juga membuka jaringan ketersediaan bahan baku, ketersediaan hasil produk dan pasarnya, " jelasnya.
Baca Juga: Pengurus BKM Dikukuhkan, Muhajirin: Makmurkan Masjid Makmurkan Bumi
Sementara itu Peneliti, Praktisi, Pengusaha yang menjadi narasumber di pelatihan tersebut, Lalu Hilman Afriadi, mengungkapkan lewat pelatihan ini bisa belajar bersama-sama bagaimana menggali resep-resep lelehur masyarakat Kalbar, resep-resep kuno untuk mengahadirkan kain-kain yang lebih bervariasi dari segi warnanya.
"Dalam enam hari ini kami akan membuat target untuk membuat 20 kain dengan motif-motif yang akan kita warnai dengan inovasi baru dengan 4 warna diantaranya ada warna biru, merah, warna agak kehitam-hitaman semua menggunakan cara - cara nenek moyang dulu," ungkapnya.
Dia juga menuturkan untuk bahan - bahan yang digunakannya menggunakan beberapa jenis benang dari katun, sutra dari Sulawesi, ada juga yang dari serat biji kapas, dimana bahan - bahan tersebut masih terhitung baru.
"Sebenarnya yang dieksplorasi untuk pembuatan kain ini terutama serat biji kapas dan sutra karena selama ini masih asing untuk membuat tenun ikat dari sutra. Kita akan coba untuk membuat produk-produk yang berdaya saing. Karna saat ini tenun Kalbar sudah banyak mencuri perhatian, " ucapnya.
Dia juga ingin agar karya - karya tenun dari Kalimantan bisa terus berinovasi dan bervariasi serta selalu dinanti oleh konsumen.
Satu diantara peserta Inkubator Bisnis Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2023, Juliawati, berharap ke depan dengan pengalaman yang ia terima, bisa nantinya digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas tenun dan perekonomian di tempatnya.
"Semoga pengalaman yang kami dapat di sini bisa kami terapkan di tempat kami," tambahnya.
Sementara itu Ketua Harian Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat, Dr. Syarif Kamaruzaman, M.Si., sangat mengapresiasi kegiatan Inkubator Bisnis Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Barat karena mengangkat budaya kerajinan yang ada di Kalbar.
"Alhamdulillah, momen inkubasi ini oleh Dinas Koperasi UKM, Provinsi Kalbar mendatangkan Narasumber dari Lombok, yang menarik adalah ada hal baru dalam pelatihan kali ini menggunakan benang dari biji kapas dan hasilnya sangat sempurna yang belum pernah ada di Indonesia, " ungkap Kamaruzaman, yang juga menjabat Kepala Disperindag ESDM Kalbar.
Sudah diakui narsum lanjutnya, untuk membuat tenun di Kalbar tidak menggunakan bahan kimia namun menggunakan bahan alami.
"Dalam 2 kali rendam itu bisa menghasilkan 6-8 warna dan itu sudah dibuktikan dan dipraktekkan sudah jadi dan hasilnya baik sekali, harganya tidak terlalu mahal, " ujarnya.
Menurutnya hal tersebut akan menjadi sebuah karya oleh pengerajin yang bisa meningkatkan kualitas dan daya saing sehingga produk yang dihasilkan pengerajin di Kalimantan Barat dan bisa diekspor.
"Untuk bisa meningkatkan kemampuan inovasi ini, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan pendidikan pendidikan ke anak - anak SMK untuk mulai menumbuhkembangkan bagaimana untuk menjadi pengerajin, khususnya tenun ikat ini. Disamping untuk memberikan peluang usaha juga dapat melestarikan pengerajin ini, " ucapnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Pelindo Pontianak Tingkatkan Pelayanan Petikemas