Bantu Turunkan Angka Stunting, BRIN Beri Pelatihan Produk Pangan Lokal Berbahan Daun Kelor

29 Agustus 2023 12:16 WIB
Ilustrasi Daun Kelor
Ilustrasi Daun Kelor ( Shutterstock)
Yogyakarta, Sonora.ID - Dalam rangka membantu percepatan penurunan kasus stunting di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
 
Khususnya Kelurahan Kelor, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Proses Pangan (PRTPP) dan Pusat Riset Kesejahteraan Sosial Desa dan Konektivitas (PRKSDK) melaksanakan pelatihan produk pangan lokal diperkaya daun kelor pada Rabu-Kamis (23-24 Agustus 2023) lalu.
 
Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Gunung Kidul serta PT BPR Bank Daerah Gunung Kidul Yogyakarta.
 
Menurut Dini Ariani, Periset PRTPP tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu kader PKK dan Posyandu, UKM, dan ibu yang memiliki anak stunting tentang cara pengolahan makanan tambahan diperkaya daun kelor yang bergizi khususnya untuk anak balita. 
 
"Produk makanan tersebut sudah di ketahui kandungan gizinya, sehingga pemberian kepada anak sebagai makanan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan anak," jelas Dini, seperti dikutip dari siaran pers BRIN kepada Sonora Bandung, Senin (28/8/2023).
 
Dini menambahkan, warga di Kelurahan Kelor selama ini memanfaatkan daun kelor sebatas untuk dikonsumsi sebagai hidangan sayur, teh, atau keripik. 
 
"Akan tetapi untuk dimanfaatkan sebagai makanan tambahan bergizi bagi anak balita belum dilakukan," sebut Dini. 
 
Menurutnya, daun kelor memiliki manfaat tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein 20-30%, kalsium 2.095 mg, besi 27.1 mg, beta karoten 16.800 mg, kalium 259 mg, 6.80 mg vitamin A (empat kali lebih tinggi dari pada wortel), 220 mg vitamin C (tujuh kali lebih tinggi dibanding jeruk), serta 423 mg Vitamin B per 100 gram bahan.
 
 
Terdapat beberapa jenis inovasi makanan diperkaya daun kelor yang diperkenalkan seperti bakso ikan kelor, nugget ikan tempe kelor, bolu kukus tempe kelor, sempol tempe kelor, ekado ikan kelor, serta sosis ayam kelor. 
 
"Adapun bahan yang digunakan adalah daging, daun kelor, tempe, telur, ayam, sayuran, tepung terigu, tapioka, susu, minya goreng, serta bumbu dan rempah," terangnya.
 
Sementara itu, Sutarman, Lurah Kalurahan Kelor, Gunung Kidul mengatakan pelatihan ini diharapkan mampu mencetak kader-kader untuk mengembangkan potensi produk berbasis daun kelor yang sudah ada. 
 
"Saat ini kami hanya mengembangkan dari segi pemanfaatan ekonomi saja untuk dijual sebagai oleh-oleh namun dari segi pengolahan yang benar dan informasi kandungan gizi serta potensi daun kelor, kami belum ada pengetahuannya," kata Sutarman.
 
Terkait dengan pemasaran produk, pihaknya telah menyediakan tempat khusus untuk memasarkan yaitu Omah Godong Kelor yang rencananya akan menjadi pusat oleh-oleh makanan berbasis daun kelor di desa ini. 
 
"Selain mengatasi masalah stunting, juga mampu meningkatkan kesejahteraan warga," imbuh Sutarman.
 
Sebagai informasi, berdasarkan data per November 2022, Kelurahan Kelor merupakan daerah dengan tingkat stunting tinggi di Kabupaten Gunungkidul.
 
Dari 146 balita terdapat 35 bayi dalam keadaan stunting (38%), wasting sebanyak 4 balita (4,4%), dan underweight sebanyak 16 orang (17,6%).  
 
Diah Prasetyorini, Ketua IDI Cabang Gunung Kidul berharap melalui pelatihan ini akan terbentuk standar pengolahan dan penilaian terhadap kandungan, rasa, serta angka kecukupan gizi dalam produk olahan diperkaya daun kelor.
 
"Salah satu permasalahan yang ada adalah selama ini kandungan gizi yang terdapat dalam olahan daun kelor banyak yang terbuang," tegasnya.  
 
Melalui inovasi yang telah dilakukan oleh periset di PRTPP BRIN diharapkan memberikan solusi terkait cara pengolahan yang baik dan benar, serta informasi tentang kandungan nilai gizi dan potensinya untuk kesehatan. 
 
Direncanakan produk-produk hasil pelatihan nantinya akan diberikan kepada 24 anak balita stunting di Kelurahan Kelor seminggu dua kali pemberian selama tiga bulan. 
 
"Selain mampu mengatasi masalah stunting di Kelurahan Kelor, produk hasil pelatihan ini juga memiliki nilai jual bahkan mampu membranding Kelurahan Kelor sebagai daerah penghasil oleh-oleh diperkaya daun kelor di Gunung Kidul," pungkasnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Kaltim Tanggapi Rencana Transmigrasi ke Ibu Kota Negara

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm