Beberapa orang mungkin merasa terdorong untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula sebagai bentuk penghiburan atau hadiah untuk diri sendiri.
Ini dapat menjadi kebiasaan yang berpotensi berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.
Pada sisi lain, ada juga individu yang mengalami penurunan nafsu makan akibat stres.
Kondisi ini dapat berkontribusi pada penurunan berat badan yang tidak sehat dan kekurangan nutrisi.
Baca Juga: Lagi Badmood? Coba Nonton Film, Dijamin Stress Hilang
Stres kronis juga dapat mengganggu pola tidur, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan seperti leptin dan ghrelin.
Gangguan hormon ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam regulasi nafsu makan dan merangsang hasrat terhadap makanan berkalori tinggi.
Penting untuk diingat bahwa hubungan antara stress dan nafsu makan adalah kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tipe stres, penanganan stres, dan kebiasaan makan individu.
Mengelola stres dengan strategi yang sehat, seperti olahraga, meditasi, dan tidur yang cukup, dapat membantu menjaga keseimbangan nafsu makan.
Baca Juga: Meditasi Pakai Coklat Bisa Redakan Stres, Yuk Simak Caranya!
Konsultasi dengan profesional kesehatan juga penting jika perubahan dalam pola makan terkait dengan stres mengganggu kesejahteraan fisik dan mental seseorang.
Secara keseluruhan, dampak stress pada nafsu makan manusia dapat sangat bervariasi.
Pemahaman akan hubungan ini dapat membantu individu untuk mengatasi stres dengan cara yang lebih sehat dan menghindari kebiasaan makan yang merugikan kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 'Bagaimana Stres Memengaruhi Nafsu Makan?'