Wuri Handayani, S.Pd, dan dilanjutkan dengan revitalisasi PIK - Remaja oleh genre Kubu Raya dan genre kalbar.
Sementara itu Kepala Bidang KB Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DP3KB Kabupaten Kubu Raya, Nani Nila Kusuma, SE., menyoroti para remaja karena merekalah yang merupakan mesin pencetak stunting jika tidak dari awal diberi edukasi tentang pemahaman remaja, pemahaman PKBR, persiapan kehidupan bekeluarga bagi remaja.
"Nanti kalo mereka ke depan dimana selesai sekolah, kuliah, menikah, hamil mereka maka mereka punya kesiapan bekeluarga, punya anak, usia menikah yang ideal nuga merek harus sudah tahu, " ungkapnya.
Dia melanjutkan, remaja harus siap baik fisik dan financial harus menguatkan diri dan bayinya dengan gizi yang cukup.
"Perempuan dan laki - laki harus siap menjadi mungkin keluarga kecil yang bertanggungjawab, " tambahnya.
Dia berpesan agar PIK - R memberikan pemahaman kepada remaja seusianya agar menikah di usia ideal, dan jauhi narkoba.
Baca Juga: Penguatan Mitra Kerja dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Kubu Raya
Genre dapat mewujudkan generasi yang produktif, unggul, dan berkualitas tentang remaja yang sehat sebelum masa pernikahan. Karena masa remaja atau generasi muda menjadi titik awal atau hulu permasalahan, sehingga keberlangsungan atau indikasi kasus stunting pada masa selanjutnya itu dapat dicegah sedari dini.
Former PN Genre Indonesia, Setiadi, S.Pd., yang juga memberikan materi pada kegiatan ini menyatakan perannya sebagai Former Pengurus Provinsi dan Nasional memiliki tugas menjadi majelis pertimbangan kosesi untuk memberikan masukan kepada teman - teman pengurus terkait proyeksi dan program prioritas yang pengurus lakukan.
"Kita melakukan evaluasi dan monitor secara berkala terhadap program yang mereka lakukan untuk keberhasilan dengan mnggunakan KPI yang memang kita bahas 1 thn sekali, " imbuhnya.
Dia katakan semua provinsi baik di level nasional, provinsi, kecamatan dan desa harus mengambil peran untuk bisa menurunkan angka stunting.
"Yang kita lakukan yaitu hilirisasi atau langkah preventif dari hulu karena stunting ini bisanya dicegah karena kalau sudah terkena stunting di 1000 hari HPk atau usia 0 - 2 tahun anak, sulit untuk kita intervensi, tapi kalau dari sebelum mereka menikah kemudian pada masa remaja mereka, ini yang kita lakukan intervensi untuk segemntasi perempuan, berupa program lalu bagaimana membuat mereka perduli dengan asupan gizi dan makanan yang mereka konsumsi untuk perempuan, " ungkapnya,
Kemudian lanjutnya, bagaimana mereka mengecek reproduksi mereka sehingga stunting ini bisa kita lakukan pola pencegahan.
"Disamping itu kita memberikan pemahaman kepada teman - teman PIK Remaja untuk kemudian bisa melakukan
perencanaan kehidupan bekeluarga bagi remaja untuk mendukung ketahanan remaja, remaja yang terhidar dari 3 resiko remaja, seks sebelum menikah, menikah di usia muda di bawah 21 tahun untuk perempuan dan di bawah 25 tahun untuk laki - laki , dan Napza.