Dengan upaya yang telah terlaksana ini, ia harapkan tidak seperti tahun 2015 dan 2018 cukup besar kasusnya.
"Dengan adanya sinergitas antara TNI-Polri dan seluruh komponen yang ada dapat mencegah terjadinya karhutla," ungkapnya.
Bahkan ia menilai bahwa tindakan Kapolda Sumsel, Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK sudah sangat tegas mengenai pelaku karhutla.
"Untuk antisipasi karhutla di Sumsel ada sekitar 9.000 prajurit kita bersama Polri hingga seluruh komponen. Sehingga sangat cukup mengatasi dan mengantisipasi terjadinya karhutla," bebernya.
Sementara itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengatakan, bahwa berbagai upaya telah pihaknya lakukan. Bahkan melakukan tindakan tegas kepada pelaku pembakaran hutan dan lahan.
"Kita sudah memberikan imbauan yang personel Polres/Tabes jajaran kita lakukan kepada masyarakat. Bahkan tindakan tegas kita lakukan untuk membuat efek jera kepada masyarakat terkait pembakaran tersebut," tegasnya.
Baca Juga: Sumsel Deflasi -0,04% Agustus 2023, Tetap Waspada pada Inflasi di Bulan September!
Kejadian Karhutla yang banyak terjadi berada di daerah Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI). "Untuk itu kita terus melakukan penekanan hingga membuat posko. Untuk mengantisipasi terjadinya karhutla," aku Irjen Pol Wibowo.
Sedangkan Komandan Lanud (Danlanud) Sri Mulyono Herlambang, Kolonel Pnb Sigit Gatot Prasetyo mengatakan, bahwa pihaknya melakukan pengecekan ada 27 titik hotspot.
"Kita deteksi menggunakan aplikasi songket dan kita juga mengerahkan enam unit pesawat yang terdiri dari pesawat pemantauan dan pesawat water bombing. Untuk titik api terdeteksi di wilayah OKI dan OI," tutupnya.
Dalam kegiatan ini juga Dansatgas Ops penanggulangan Karhutla sekaligus Komandan Korem 044/Gapo Brigjen TNI M Naudi Nurdika SIP M Si M Tr (Han). Melakukan pemaparan mulai kesiapan pasukan TNI, Kepolisian dan unsur-unsur pendukung lainnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.