Makassar, Sonora.ID - Kekeringan yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia akibat El Nino mulai berdampak pada ketahanan pangan. Produksi padi di beberapa daerah termasuk Sulsel turun.
Kondisi ini mengakibatkan harga beras di pasaran melonjak. Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin memberi perhatian khusus terhadap fenonema kekeringan ini. Apalagi, salah satu program prioritasnya adalah menjaga ketahanan pangan.
Menurutnya, persoalan kekeringan harus segera ditangani. Langkah yang perlu dilakukan adalah mencari sumber air di dalam tanah lewat pengeboran atau membuat hujan buatan melalui rekayasa cuaca.
"Ini menjadi atensi Mendagri ke seluruh Kepala Daerah. Apa solusinya kalau kekeringan di banyak tempat? Air itu kan cuma dua sumbernya dari bawah tanah dan dari atas langit. Jangan sampai kekeringan di masyarakat, apalagi untuk menanam," ujar Bahtiar saat menggelar rapat koordinasi penanganan inflasi bersama Bupati/Wali Kota se Sulsel di Kantor Gubernur, kemarin.
Menindak lanjuti arahan tersebut, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyiapkan skema mengatasi dampak el nino di wilayahnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Sebut Lima Upaya Ini Perlu Dilakukan Untuk Tangani Inflasi
Adapun skema yang akan dilakukan, pertama adalah segera membuat sumur bor di wilayah-wilayah kekeringan dengan menggandeng TNI.
Adnan mengatakan, pembuatan sumur bor akan memakai biaya tidak terduga atau BTT sesuai instruksi Pj Gubernur Sulsel.
"Kita akan kerjasama dengan TNI untuk membangun sumur bor, di lokasi-lokasi yang dampak kekeringannya itu cukup tinggi," ucap Adnan. Upaya lain adalah mengidentifikasi lahan-lahan yang produktif untuk ditingkatkan produktivitasnya.
Menurut Adnan, kekeringan di wilayahnya mulai terasa sejak Juli. Sejauh ini, kata Adnan, ada 4 wilayah mulai terdampak kekeringan di Kabupaten Gowa. Empat wilayah tersebut yakni Bajeng, Bontonompo, Manuju, dan Pattallassang.