Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai perempuan tangguh yang memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia. Karya Raden Ajeng Kartini yang paling terkenal yaitu Buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Meski dikenal sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional namun Kartini muda memiliki kisah menginspirasi. Kartini hidup bersama keluarga yang mengedepankan nilai-nilai adat dan tradisi.
Kala itu wanita yang belum menikah tidak diperbolehkan keluar rumah. Tradisi tersebut membelenggu hati Kartini namun ia justru berhasil menyingkirkan masalah tersebut setelah menikah dengan Adipati Rembang.
Cita-cita Kartini untuk mendidik kaum perempuan agar maju kemudian didukung sang suami. Bersama sang suami ia mendirikan sekolah wanita yang berpusat di Kota Semarang, Malang, Yogyakarta, Surabaya, Madiun dan Cirebon.
Berkat kerja keras dan pantang menyerah Raden Ajeng Kartini dapat mengangkat kehidupan perempuan-perempuan Indonesia. Dengan demikian wajar jika Kartini mendapat gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Riwayatnya yang melegenda dapat menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia di masa modern. Terlebih kisah perjuangannya mengajarkan setiap orang untuk tetap percaya diri dan berpegang teguh pada prinsip.
Baca Juga: 37 Quotes Motivasi Pahlawan tentang Kemerdekaan untuk 17 Agustus
5. Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir pada tahun 1848 di Kerajaan Aceh. Ia terlahir dari garis keluarga bangsawan yang mengutamakan pentingnya agama.
Cut Nyak Dien lahir dari orang tua bernama Teuku Santa Setia dan Putri Uleebalang Lampagar. Ia dikaruniahi seorang putra dari hasil pernikahannya dengan Ibrahim Lamnaga.
Cut Nyak Dien juga memiliki seorang putra dari pernikahannya kedua bersama Teuku Umar bernama Cut Gambang. Perjuangan Cut Nyak Dien memukul mundur penjajah Belanda bukan tanpa halangan.
Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar diketahui melancarkan taktik Hed Veraad. Taktik Hed Veraad memaksa pasangan suami istri tersebut berpura-pura bergabung dengan penjajah Belanda.
Kemudian setelah mengetahui rencana Belanda Cut Nyak Dien melancarkan aksinya untuk merebut kekuasan dari tangan penjajah. Namun Teuku Umar gagal pada saat menyerang pasukan Belanda.
Tonggak perjuangan melawan penjajah kemudian dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien yang kala itu masih berusia sangat muda. Namun sayangnya Belanda mampu menangkapnya di Beutong Le Sageu.
6. Ki Hajar Dewantara
Tokoh yang dikenal dengan julukan Bapak Pendidikan Indonesia ini sebenarnya tidak lahir dengan nama Ki Hajar Dewantara. Nama kecilnya yaitu Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
Ki Hajar Dewantara lahir dari trah darah keluarga Keraton Yogyakarta. Ia lahir pada 2 Mei 1889 dan meninggal 28 April 1959 di tanah kelahirannya Yogyakarta.
Kisah Ki Hajar Dewantara memajukan Indonesia diwarnai dengan pertentangan dari Belanda. Ia sempat dibuang ke Belanda setelah membentuk organisasi yang ditentang penjajah.
Meski gagal berulang kali namun Ki Hajar Dewantara dan rekannya pulang ke Indonesia. Perjuangannya dilanjutkan dengan mendirikan perguruan yang dikenal sebagai National Onderwijs Taman Siswa.
Sebelum wafat Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Indonesia. Itulah contoh teks cerita sejarah tentang pahlawan singkat Ki Hajar Dewantara.
Baca Juga: 10 Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Selain Soekarno-Hatta
7. Dewi Sartika
Dewi Sartika merupakan salah satu tokoh pahlawan dari Indonesia. Ia lahir dari orang tua bernama Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara di tanah pasundan.
Meski bertentangan dengan adat namun orang tua Dewi Sartika tetap menyetujuinya belajar di sekolah Belanda. Sepeninggal ayahnya Dewi Kartika diasuh oleh pamannya yang kala itu seorang patih di Cicalengka.
Berkat pamannya Dewi Sartika tumbuh menjadi sosok perempuan yang cerdas dan berwawasan luas. Pahlawan wanita Indonesia tersebut melengkapi wawasannya dengan pengetahuan budaya Barat dan kebudayaan Sunda.
Pada usia muda Dewi Kartika berjuang mendirikan sekolah untuk kaum perempuan. Namun pamannya risau dengan adat istiadat yang tentang kalangan wanita yang menempuh pendidikan.
Usaha Dewi Kartika tersebut kemudian didukung sang suami dengan mendirikan sekolah di kawasan Karang Pamulang. Setelah lama menekuni dan membina kaum perempuan Dewi Kartika akhirnya mampu melebarkan sayapnya.