Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Agroindustri (PRA) memperkenalkan produk teknologi agroindustri, berupa sedotan minuman dari pati sagu yang bisa dikonsumsi (sago edible drinking straw).
Mengutip pernyataan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko yang mengatakan, penyelenggaraan InaRI Expo 2023 bertema "Research and Innovation for Better Future."
Merupakan bentuk komitmen pemerintah yang sangat perhatian terhadap iptek, riset dan inovasi untuk kemajuan bangsa, dan InaRI Expo secara khusus ditujukan untuk mendekatkan iptek, riset dan inovasi ke masyarakat.
"Itu sebabnya kita lebih fokus bagaimana mengundang masyarakat untuk hadir ke tempat ini. Jadi ini adalah kesempatan untuk merasakan iptek dan inovasi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita bisa menghilangkan dikotomi. Karena riset itu ada dimana-mana tapi selalu ada di belakang layar, tidak pernah kehilatan. Memang tidak selalu harus di depan, tapi bukan berarti karena tidak tampil di depan kemudian menjadi tidak penting," kata Handoko saat membuka gelaran InaRI Expo 2023, Rabu (20/9/2023) lalu.
Dalam siaran pers BRIN, Minggu (24/9/2023), diinformasikan bahwa sagu merupakan kekayaan alam Indonesia yang memiliki ketersediaan cukup banyak.
Diketahui, potensi sagu Indonesia menyumbang sekitar 50 persen stok sagu dunia, dengan luas tanaman sebanyak 5,5 juta hektar.
Selain itu, sagu Indonesia memiliki potensi produksi pati sagu sebanyak 41,25 juta ton per tahun.
Untuk itu, PRA BRIN berusaha menciptakan sedotan minuman "edible" berbahan dasar dari produk agroindustri, yaitu pati sagu.
Keunggulan sedotan ini adalah "no waste", yaitu tidak mencemari lingkungan karena setelah digunakan, sedotan tersebut dapat dikonsumsi.
Selain itu, produk sedotan minuman edible dari pati sagu ini memiliki daya tahan terhadap perendaman air selama 240 menit dan masa simpan hingga satu tahun.
Penelitian ini berangkat dari masalah penggunaan sedotan plastik, yang banyak digunakan di berbagai tempat dari restoran sampai dengan penjual minuman di pinggir jalan.
Data yang dikumpulkan Divers Clean Action, perkiraan penggunaan sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang.
Dengan penggunaan sedotan plastik ini, maka disimpulkan berapa banyak sedotan plastik yang akan menjadi sampah.
Hal ini yang menjadi salah satu tantangan pemerintah untuk mengurangi penggunaan sampah plastik di Indonesia.
Banyaknya penggunaan sedotan di Indonesia ini turut menimbulkan permasalahan berupa pencemaran lingkungan, terutama di wilayah laut.
Berdasarkan International Coastal Cleanup 2019, sembilan dari sepuluh jenis sampah yang ditemukan di laut berbahan dasar plastik, sehingga tidak mudah terurai.