Media sosial memungkinkan kita untuk melihat kehidupan orang lain dari perspektif yang seringkali tidak sepenuhnya real atau bahkan palsu.
Postingan tentang kebahagiaan dan kesuksesan orang lain yang sering kita lihat dapat menghasilkan perasaan kurang puas atau bahkan merasa gagal.
Hal ini bisa memicu perasaan yang tidak sehat, seperti kecemasan, ketidakpastian, dan depresi.
3. Kesulitan untuk memisahkan kehidupan nyata dan online
Di media sosial, kita dapat mengamati kehidupan orang lain dari sudut pandang yang seringkali tidak sepenuhnya nyata atau bahkan palsu.
Postingan tentang kebahagiaan dan kesuksesan orang lain yang sering kita saksikan bisa menciptakan perasaan tidak puas atau bahkan kegagalan. Hal ini bisa memicu perasaan yang tidak sehat, seperti kecemasan, rasa tidak yakin, dan depresi.
4. Ketergantungan
Media sosial bisa membuat kita bergantung pada respon dari orang lain, seperti jumlah like atau share, serta tingkat popularitas.
Hal ini bisa menghasilkan perasaan cemas dan dorongan untuk terus memperbarui konten atau melihat postingan orang lain, bahkan ketika kita sebenarnya tidak ingin melakukannya.
5. Overstimulasi
Media sosial memungkinkan kita untuk mengakses jumlah informasi yang sangat besar dengan cepat dan tanpa batas.
Namun, ini juga dapat menyebabkan terlalu banyak rangsangan, kelelahan, dan bahkan kecemasan. Informasi atau konten yang tidak selaras dengan nilai atau pandangan kita dapat membuat kita merasa terlalu banyak informasi dan kurang fokus.
Baca Juga: Generasi Z dalam Menghadapi Stereotip dan Tantangan Dunia Profesional
Penulis:: Arkan Pradipta