Makassar, Sonora.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus berupaya menurunkan angka stunting. Diketahui, prevalensi stunting Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan hasil SSGI tahun 2022 sebesar 27,2 persen. Angka ini masih tinggi dari capaian nasional sebesar 21,6 persen.
Di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, penanganan permasalahan stunting dan gizi buruk masuk dalam program prioritas. Bahtiar langsung memerintahkan seluruh jajarannya turun langsung ke lapangan dalam mempercepat penurunan stunting. Upaya lain yang ditempuh adalah mengembangkan inovasi digital bernama Inzting Sulsel yang merupakan akronim dari Ikhtiar men-Zero-kan stunting di Sulawesi Selatan.
Aplikasi Iznting Sulsel resmi diluncurkan pada acara pengukuhan Bahtiar Baharuddin bersama Pj Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah sebagai Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting oleh Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo di Taman Lakipadada, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Selasa, 3 Oktober 2023.
Bahtiar mengatakan, aplikasi Inzting bertujuan untuk mewujudkan lingkungan keluarga yang berdaya secara mandiri serta mampu mengupayakan kesehatan pribadi dan ketahanan keluarga secara optimal.
"Tugas saya sebagai gubernur adalah menjalankan perintah Presiden. Dan arahan kebijakan nasional kita adalah soal penanganan stunting di Indonesia," kata Bahtiar.
Menurutnya, langkah strategis perlu diambil dalam percepatan penurunan stunting. Apalagi target nasional, stunting harus turun hingga di angka 14 persen. "Kita fokus pada pekerjaan besar kita, yaitu bagaimana mengatasi stunting yang masih besar di Sulsel, angkanya 27 persen. Kita mau menekan hingga 14 persen sesuai arahan Bapak Presiden, bahkan kita ikhtiar jadi nol," terangnya.
Ia menyebut, seluruh pihak harus dilibatkan dalam penanganan stunting dan secara sistemik, Termasuk swasta dan ASN untuk menjadi orang tua asuh anak stunting. Demikian juga peran legislatif, tokoh agama dan masyarakat serta media. "Ini peran swasta penting, kita banyak di sini. Tadi ada ide, agar ASN menjadi bapak dan ibu asuh, ini kita gotong royong," imbuhnya.
Baca Juga: Gerakan Sonora Peduli Stunting Wujudkan 'Si Banting' Generasi Bebas Stunting
Adapun penanganan stunting dalam hal ini kemiskinan ekstrem dan juga gizi buruk merupakan satu dari 8 program prioritas Bahtiar sebagai Gubernur selama satu tahun ke depan. Sejauh ini, upaya yang dilakukan antara lain Gerakan Bapak dan Bunda Asuh Anak Beresiko Stunting bagi seluruh ASN Pemprov Sulsel, optimalisasi peran posyandu melalui pemberdayaan masyarakat, pendampingan 4 sasaran intervensi yaitu calon pengantin, baduta balita, ibu hamil, ibu pasca persalinan, serta pemanfaatan sistem informasi manajemen data stunting.
Sementara itu, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, mengapresiasi gerak cepat Bahtiar dalam penanganan stunting di Sulawesi Selatan. Ia menilai, Bahtiar cukup agresif melakukan gerakan serta gebrakan program penanganan stunting, meski baru menjabat tiga pekan sebagai Pj Gubernur Sulsel. "Terima kasih, baru tiga Minggu menjabat tapi sudah membuat gebrakan luar biasa," ucapnya.
Ia juga berterima kasih kepada Bahtiar bersama istri yang bersedia diangkat menjadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting. Menurutnya, ini bentuk keseriusan Bahtiar menurunkan stunting di wilayah Sulawesi Selatan. "Saya apresiasi karena Bapak Gubernur langsung menjabat dan langsung juga bersedia dideklarasikan untuk menjadi Bapak dan Bunda (Sofha Marwah Bahtiar) Asuh Anak Stunting,"pungkas Hasto.
Dalam acara tersebut, dilakukab penandatangan nota kesepakatan antara Pemprov Sulsel dengan Pemda Kabupaten Takalar dan BKKBN Sulsel tentang Penggunaan Aplikasi Informasi Data Sunting dan penandatangan dukungan bersama percepatan penurunan stunting. Juga dilakukan penyerahan penghargaan tiga kabupaten/kota dengan prevalensi stunting terendah di Sulsel, yakni Kabupaten Barru, Kota Makassar, dan Kabupaten Pinrang.