Lebih lanjut, Gus Halim memaparkan bahwa Dana Desa akan semakin meningkat, seiring dengan kemajuan pembangunan desa. Sehingga, kepala desa juga dituntut pengetahuannya agar berkembang secara progresif.
Gus Halim berharap para sarjana mempersiapkan keterampilan dalam mengembangkan industri kecil dan menengah yang berbasis pada potensi alam di desa-desa setempat. Dengan demikian mampu membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian warga, mempercepat kemandirian desa.
"Kenapa kepala desa menjadi target utama kita hari ini, karena dana yang bergulir ke desa bukan semakin turun, tetapi semakin banyak," tegas Profesor Kehormatan Unesa Surabaya ini.
"Banyak orang salah paham, lalu mengatakan, kalau desa sudah mandiri berarti Dana Desa akan dihilangkan, itu salah besar. Justru semakin mandiri desa, maka dana yang dikucurkan harusnya semakin banyak," lanjutnya.
Gus Halim juga menyatakan, Dana Desa dapat digunakan untuk membantu mengatasi desa yang berstatus tertinggal dan sangat tertinggal.
Terutama pembangunan infrastruktur fisik dan nonfisik di desa-desa. Di antaranya dimanfaatkan untuk memfasilitasi kebutuhan akses warga menuju lahan pertaniannya, maupun jalan menuju desa wisata.
Menurut Gus Halim, ketika desa itu masih tertinggal dan sangat tertinggal, maka yang difikirkan hanya satu, yakni infrastruktur.
"Bagaimana irigasi bagus, bagaimana jalan poros desa bagus, bagaimana akses RT/RW bagus, itu saja yang dipikirkan, karena statusnya tertinggal dan sangat tertinggal," pungkas Gus Halim.
Baca Juga: PMPD Gelar Advokasi Perlindungan Masyarakat Hukum Adat