4 Cerpen tentang Bullying, Penuh Pesan Moral yang Menyentuh Hati

10 Oktober 2023 14:40 WIB
Ilustrasi cerpen tentang bullying
Ilustrasi cerpen tentang bullying ( iStockphoto)

Sonora.ID - Artikel kali ini akan membahas lengkap tentang 4 cerpen tentang bullying yang memiliki pesan moral menyentuh hati.

Cerita pendek (cerpen) merupakan salah satu karya sastra pendek yang dituliskan dengan berbagai tema dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah tentang bullying.

Adapun beberapa cerpen tentang bullying yang dapat kamu jadikan sebagai referensi bacaan karena memilki pesan moral yang penting diresapi.

Harapannya, kamu dan para pembaca lain dapat lebih sadar terkait bahaya bullying setelah membaca kumpulan cerpen dalam artikel ini.

Maka dari itu, simak langsung 4 cerpen tentang bullying berikut yang sudah Sonora ID rangkum dari berbagai sumber.

1. Cerpen tentang Bullying I

Baca Juga: Contoh Hikayat Si Miskin Lengkap dengan Unsur dan Nilai-Nilainya

Bullying
Karya: Fariz Yusufa

Namaku Edo, Aku mulai berangkat ke sekolah seperti bisa diantar sama bapakku. Di smp ini, aku tidak mempunyai teman satu pun yang aku kenal sebelumnya. waktu SD saya terkenal culun dan orang yang tidak terlalu PD dengan diri sendiri.

Aku tidak pernah melakukan perlawanan saat orang lain mengejekku. Itu merupakan salah satu faktor kenapa aku sering dibully, Dengan badanku yang gemuk dan kulit hitam.

Melanjutkan yang tadi, sesampainya aku di sekolah dengan diantar sama bapakku. Seperti sekolah lainnya di hari senin ini akan ada upacara bendera. Ini merupakan saat dimana aku malas untuk mengikuti, dengan badanku yang gemuk ini seperti biasa teman-teman akan mengejek.

Bel sekolah sudah berbunyi menandakan upacara bendera akan segera dimulai. Aku sudah siap dengan perlengkapan upacara seperti topi dan juga dasi. Sesampainya di lapangan upacara, perkelas akan membuat barisannya sendiri.

Dari teman lain aku merupakan seorang siswa yang paling gemuk dan akan membuat barisan menjadi lebih sempit.

Seperti biasanya saat upacara temanku yang paling iseng dan nakal di kelas namanya Engga, dia mulai mengejekku dengan fisikku ini. “Edo kamu buat barisan aja sendiri, sempit nih, atau di tengah lapangan situ” Dia mengejek sambil tertawa.

Aku hanya bisa diam karena yang dia katakan memang sesuai dengan keadaan yang ada. Disini aku tidak mungkin melawan karena dia memiliki gang atau teman yang banyak sedangkan aku cuman siswa sendirian smp ini yang belum memiliki teman yang akrab.

Sebenarnya ada temanku yang bernama Dewi, dia suka membela aku saat Engga sedang mengejekku. Bisa dikatakan dia teman yang paling buat aku setidaknya lebih nyaman di sekolah ini.

Upacara pun dimulai, aku tepat berada di samping engga di barisan ke 3 dari depan. “Edo geser dong badan kamu bikin penuh aja, sampe aku keluar barisan nih.” Kata Engga sambil nyindir aku.

Aku hanya bisa diam saat dikatakan seperti itu. Yahh seperti bisanya, diam dan menerima ejekannya. Paling berani aku hanya bisa berkata “iya”.

Setelah 30 menitan berjalan upacara bendera selesai dengan lancar. Semua siswa mulai kembali ke kelasnya masing-masing dan mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Setelah duduk di kelas kadang aku berfikir, kenapa ini tidak adil dengan ejekan yang diberikan kepada aku. Sementara aku tidak bisa melawan sedikit pun.

Di kelas aku duduk di bagian tengah sedangkan Engga berada di paling pojok. Jarak yang cukup jauh ini sampai bisa membuat aku sangat nyaman, dengan terhindar dari omongan Engga yang membuat aku semakin hari menjadi orang yang tidak PD.

Beberapa saat kemudian guru IPA pun datang untuk mengajar kelas pagi pertama kali. Saat itu sedang membahas flora dan fauna, yah ada hewan-hewannya gitu.

Setelah di pertengahan materi sampai di pembahasan soal binatang beruang. Engga pun teriak. “Lahh itu kayak Edo dong” Teriaknya di kelas sambil tertawa.

Saat itu aku hanya bisa diam dengan malu. Dewi pun membalas teriakan Engga tadi “Engga jangan gitu dong, keterlaluan tu” Teriaknya dewi membelaku.

Aku cukup senang ada teman yang membelaku. Aku pun juga tidak tau kenapa Engga terus mengejekku, Aku rasa tidak punya salah sama sekali dengan dia selama ini.

Setelah kejadian itu semua siswa yang ada di kelas semua tertawa. Sampai guru IPA menenangkan semua siswa untuk diam. Setelah beberapa waktu sampai 2 pelajaran telah selesai, waktunya untuk istirahat.

Sebelum keluar kelas aku sama Engga bertatapan, seolah tatapannya seperti membenci yang sangat mendalam sama aku.

Disitu aku memberanikan diri untuk ngomong. “Kenapa” Kataku sambil menatapnya. Engga pun membahas ucapanku tadi “Lahh kenapa” Katanya Engga sambil nada yang lebih keras. Aku mulai memberanikan diri untuk melawannya saat itu.

“Maksud kamu apa tadi ngejek aku didepan semua kelas” Kataku ke Engga sambil nada tinggi juga. Engga menjawabnya “Yahh terserah aku, ngga merugikan orang lain juga kan”.

Aku menjawabnya. “Kamu tau ngga sudah membuat aku malu didepan seluruh kelas” Kataku dengan menyautnya. “Ngga peduli sih aku, kamu malu apa ngga” Katanya Engga sambil nyinyir.

Percakapan tadi akhirnya membuat aku sama Engga bertengkar. Disitu selain aku dan Engga ada 2 temannya Engga. Mereka tidak menyerangku untuk membela Engga tapi malah justru melerai pertengkaran aku sama Engga.

Setelah kejadian itu Engga pun langsung pergi dengan diseret 2 temannya untuk keluar kelas. Aku masih sendirian di dalam kelas sambil menahan rasa sakit setelah pertengkaran tadi. Kejadian itu pun menjadikan pertemanan aku dan Engga semakin tidak baik.

Aku merasa takut saat pulang sekolah nanti pertengkaran ini terus berlanjut. Waktu istirahat itu aku gunakan cuman untuk di kelas saja. Setelah beberapa waktu jam istirahat pun habis dan semua siswa masuk kelas lagi.

Sampainya jam sekolah selesai aku langsung pulang dan menunggu bapakku menjemput di depan gerbang. Sesampainya di rumah aku terus memikirkan bagaimana dengan besok.

Pesan Penulis: Kita sebagai sesama manusia harus memiliki sikap toleransi apalagi terhadap teman sendiri. Bagaimana kita harus menjaga ucapan kita sendiri terhadap dampaknya kepada orang lain.

2. Cerpen tentang Bullying II

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm