Sonora.ID - Tato umumnya dilakukan atas pertimbangan estetika, namun, di balik aspek keindahannya, penting untuk memahami bahwa tato permanen membawa risiko terhadap kesehatan kulit dan tubuh.
Risiko-risiko ini termasuk alergi, infeksi kulit, bahkan potensi terkena hepatitis. Ancaman terhadap kesehatan kulit dan tubuh akibat tato permanen atau tato kosmetik dapat muncul selama proses pembuatannya.
Saat tato dibuat, pigmen atau tinta warna disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan menggunakan jarum.
Proses penyuntikan zat ke dalam kulit ini menjadi salah satu pemicu potensial terjadinya infeksi.
Selain itu, tidak sterilnya jarum atau alat tato yang digunakan juga dapat meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit berbahaya, seperti hepatitis B dan HIV.
Baca Juga: 3 Cara Menghilangkan Tato Permanen, Sebaiknya Tak Coba Cara Alami
Pembuatan tato di kulit dapat dianggap aman jika dilakukan di tempat tato yang sah, memiliki lisensi, izin usaha yang valid, dan diproses oleh tenaga profesional seperti seniman tato berlisensi atau dokter kecantikan kulit.
Namun, walaupun demikian, perlu diingat bahwa ada potensi risiko dan bahaya yang terkait dengan tato permanen pada tubuh.
Berikut beberapa risiko yang dapat timbul dari tato permanen:
1. Infeksi kulit
Infeksi kulit merupakan salah satu potensi risiko dari tato permanen. Infeksi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, tetapi risikonya dapat meningkat jika tato dilakukan di salon kecantikan yang tidak memiliki sertifikasi dan kurang memperhatikan sterilisasi peralatan serta proses tato.