Makassar, Sonora.ID - Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengungkap alasan menangis pada forum tingkat tinggi The ASEAN High Level Forum (AHLF) di Makassar.
Dia mengatakan saat itu teringat seorang anak, korban pemerkosaan. Dimana merupakan penyandang disabilitas dan tidak mampu berbicara (tunawicara).
"Tadi suruh cek kesana ada satu anak yang saya tak pernah lupa kok tiba-tiba saya ingat dia jadi tidak bisa apa-apa," ujarnya di Hotel Sheraton Makassar.
Risma mengaku langsung meminta untuk mengecek kondisi kesehatan yang bersangkutan. Kasus ini menjadi perhatian seiring pelaku melakukan tindakan kekerasan seksual secara berulang.
Baca Juga: AHLF 2023, Mensos Tri Rismaharini Dorong Negara ASEAN Penuhi Hak Penyandang Disabilitas
"Nanti saya ngomong kasar nanti di media, bukan manusia itu jadi anak itu tidak bisa apa-apa," jelasnya.
Mensos kemudian meminta dukungan dari Presiden Joko Widodo untuk memberikan sanksi maksimal. Seperti tidak memberikan remisi (keringanan hukuman) bagi pelaku sebagai upaya memberi efek jera.
"Saya sudah sampaikan untuk tidak diberi remisi orang itu karena baru keluar dari penjara perkosa lagi, itu korban tuna wicara tidak bisa ngomong dia perkosa lagi anak down sindrom," jelasnya.
Diketahui, Mensos Tri Rismaharini menyampaikan pidato dalam diskusi panel di Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025 (AHLF) di Makassar, Rabu (11/10/2023).
Dalam Panel Discussion membahas Partnership for Disability Inclusion and Empowerment and way foward, memaparkan sejumlah inovasi yang dilakukan Kementerian Sosial seperti membuat jam tangan pintar Grita dan Gruwi.
"Kita memberikan jam tangan pintar, karena kita menemukan anak-anak saya penyandang disabilitas," ujar Mensos Risma.