Pekanbaru, Sonora.ID – OJK Provinsi Riau mencatatkan peningkatakan indeks literasi keuangan di provinsi Riau sebesar 67,27% yang merupakan indeks literasi keuangan tertinggi dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia atau mengalami peningkatan dibandingkan indeks literasi keuangan tahun 2019 yaitu sebesar 43,19%, sedangkan untuk indeks inklusi keuangan sebesar 85,19%.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif, tingkat inklusi keuangan ditargetkan mencapai angka 90 persen pada tahun 2024.
“Untuk mencapai target tersebut, Regulator bersama Kementerian/Lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak lainnya mempersiapkan strategi dan kebijakan dalam rangka mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan” ujar Kepala OJK Riau M. Lutfi dalam acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2023.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan Bulan Inklusi Keuangan yang dilaksanakan setiap bulan Oktober sejak tahun 2016.
Bulan Inklusi Keuangan tahun 2023 yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan sehingga dapat mendorong pencapaian target inklusi keuangan pada tahun 2024 serta mengurangi gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan.
Baca Juga: Manajemen Talenta ASN Jadi Prioritas Nasional, Gubernur Riau: Tertuang dalam Pergub No 67 Tahun 2022
“Rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan 2023 telah dilakukan sejak bulan Mei dan puncak kegiatan Bulan Inklusi Keuangan dilaksanakan pada bulan Oktober dengan berbagai kegiatan literasi dan inklusi yang melibatkan seluruh Industri Jasa Keuangan dari industri Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, Dana Pensiun, Pegadaian, Fintech dan Ecommerce dan stakeholders terkait secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia” terang Lutfi.
Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 mengangkat tema “Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera”.
Tema tersebut memiliki makna jika setiap masyarakat Indonesia memiliki akses yang mudah dan merata, maka dampak terhadap ekonomi Indonesia akan terjadi peningkatan dan menjadikan masyarakat sejahtera.
“Pelaksanaan BIK tahun 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana penyelenggaraan hanya fokus pada satu tempat dengan event yang besar. Namun tahun 2023, Kami mencoba dengan cara yang lebih efektif untuk meningkatkan literasi dan inklusi dengan menyelenggarakan secara serentak di 12 Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau dengan waktu yang bersamaan” jelasnya.
Ia juga berharap kepada PUJK untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar.
Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam memberikan layanan kepada masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Positif, BI Riau: Perekonomian Riau Diperkirakan Akan Tumbuh di Atas Rata-Rata