Untuk itu, sebagai pemimpin, ia menawarkan solusi melalui program di bidang pangan mengatasi hal tersebut. Seperti program budidaya pisang dan pembuatan rumah ikan atau rumpon. Program budidaya pisang, kata Bahtiar, telah dilirik oleh investor.
Jika tak ada aral melintang, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan penandatanganan kerjasama dengan investor asal Arab Saudi.
"Mereka akan membeli berapapun produksi pisang di Sulsel. Hari ini sudah ditanam pisang 3.540 hektar artinya sudah ada 7 juta pohon. Tinggal kita gandakan menjadi 1 miliar pohon pisang. Mudah-mudahah ini bisa jadi sumber pendapatan masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Bahtiar menekankan, Sulsel harus dibangun dengan paradigma baru, introspeksi melihat keadaan dan menatap masa depan.
Sulsel harus kembali menjadi pusat perdagangan dunia, bukan sekedar pintu Indonesia timur saja.
Karena itu, ia mendorong agar Bandara Sultan Hasanuddin dapat melayani lebih banyak penerbangan internasional, tak hanya Singapura dan Malaysia. Termasuk mengupayakan penerbangan langsung kargo untuk ekspor.
Hal yang sama juga akan diupayakan di Pelabuhan Makassar. Ia mendorong seluruh kapal-kapal ekspor dari Papua dan Maluku berlabuh di Pelabuhan Makassar tanpa harus lagi melalui Surabaya, seperti selama ini.
"Dengan melihat sejarah 400 tahun lalu, Makassar, Sulsel ini, merupakan pusat perdagangan dunia. Seluruh kapal-kapal dari seluruh dunia mampir di Makassar, di Gowa dan pesisir-pesisir teluk Bone. Dari sisi lintang Utara dan Selatan,"pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Karantina Pertanian Terbitkan Sertifikasi 17 Komoditi Ekspor Sulsel