Sonora.ID - Beberapa puisi tentang Palestina ini mampu menyentuh hati kita untuk memberikan dukungan dan doa agar konflik yang terjadi bisa segera usai.
Konflik Palestina dan Israel beberapa waktu belakangan kembali menjadi sorotan.
Serangan demi serangan menghancurkan berbagai fasilitas umum, bahkan rumah-rumah warga Palestina.
Banyak anak kecil harus kehilangan orang tuanya yang tewas akibat serangan tersebut.
Bahkan tak sedikit pula orang tua yang kehilangan putra-putri mereka akibat kondisi ini.
Sebagai wujud dukungan untuk hak asasi manusia, kita bisa memberikan doa atau sumbangsih berupa bantuan untuk keperluan masyarakat Palestina.
Kita juga bisa mempersembahkan puisi tentang Palestina saat aksi bela Palestina dilangsungkan.
Baca Juga: 44 Kata-kata untuk Palestina yang Menyentuh Hati, Salah Satu Wujud Dukungan untuk Palestina!
Puisi tentang Palestina
Ada beberapa contoh puisi tentang Palestina yang bisa dibacakan atau dibagikan di media sosial.
1. Puisi: Palestina Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu (Karya: Taufik Ismail yang dibacakan pada saat KTT OKI Tahun 2016)
Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir dan batu bata dinding kamartidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.
Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria, serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas mereka.
Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua, serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an 40 tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi airmataku.
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka – tapi saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya, pembelit leher lawan mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka, An Naar.
Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta, jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu, darah kamipun memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi
‘Allahu Akbar!’ dan ‘Bebaskan Palestina!’
Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepekan memproduksi dusta, menebarkannya ke media cetak dan elektronika, mengoyaki tenda-tenda pengungsi di padang pasir belantara, membangkangit resolusi-resolusi majelis terhormat di dunia, membantai di Shabra dan Shatila, mengintai Yasser Arafat dan semua pejuang negeri anda, aku pun berseru pada khatib dan imam shalat Jum’at sedunia: doakan kolektif dengan kuat seluruh dan setiap pejuang yang menapak jalanNya, yang ditembaki dan kini dalam penjara, lalu dengan kukuh kita bacalah ‘laquwwatta illa bi-Llah!’
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi azan Masjidil Aqsha yang merdu
Serasa terdengar di telingaku.
2. Puisi Tentang Palestina (NN)
Palestina, sejenak aku merenung
Bagaiamana jika jiwa raga di kurung
Hak-hak kemanusiaan dipasung
Di kediaman sendiri dikepung
Mereka datang sebagai tamu disambut ramah tamah
Namun perlahan mereka mulai serakah
Menjajah dan menjamah
Menindas orang-orang lemah
Meski senjata zionis terus menggempur
Membuat darah dan airmata deras mengucur
Semangat Palestina takkan pernah luntur
Mempertahankan tanah leluhur walaupun raga harus terbujur
Meskipun raga terpenjara
Perjuangan kan tetap membara
Meskipun kezhaliman terus mendera
Perjuangan kan terus bergelora
Palestina masih tertindas
Kebahagiaan mereka dirampas
Di rumah sendiri namun tak bebas
Bersabarlah, hingga tiba saat mereka ditimpa siksa yang keras
Palestina, ini masa yang amat sulit
Tak terbayang seberapa sakit
Saat anak tak berdosa menjerit
Saat peluru menghujam menembus kulit
Palestina, meski kita tidak satu tanah air
Namun tauhid dalam darah ini sama mengalir
Kau tak sendiri kita bersama berjuang hingga akhir
Hingga saat kemerdekaan terukir, Takbir!!!
Baca Juga: Arti Birruh Biddam Nafdika Ya Aqsa, Yel-yel yang Terdengar dari Rakyat Palestina
3. Puisi: Ketika Seorang Ibu Palestina Melahirkan Anaknya (Habiburrahman Saerozi)
Seketika itu satu juta pahlawan Palestina tercipta
Dengan keberanian luar biasa
Dengan dada merah menyala
Bergerak bersama-sama
Bersenjata batu-batu neraka
Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya
Tanpa sisa...
4. Sekali Lagi, Gaza (Karya: Kayla Sajida)
Gaza, tak kan hangus oleh nafsumu hai Israel yang haus darah
Gaza, tak kan pernah mati oleh kelicikanmu wahai laknatullah
Bumi Palestina takkan surut menyeru, mengguncang, memporak-porandakanmu
Bumi Islam tak kan habis mengikis semangat menggempurmu
Karena mereka adalah pilihan
Sebab mereka adalah seruan
Biarpun kemaren kau bangga bisa membunuh 230 mujahid
Dan melukai 750 lainnya
Tak kan ada artinya
Bagi mereka adalah surga
tetapi bagimu mati adalah akumulasi ketakutan
Kebanggaan picisan yang kau porak porandangan pada dunia
Sekali lagi Gaza
Sekali lagi Palestina
Sekali lagi kukatakan
telah jelas yang haq dan yang bathil
Demikian ulasan tentang beberapa puisi tentang Palestina yang sedih dan menyentuh hati.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News