Sonora.ID -Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini dalam Kompas100 CEO Forum ke-14 menilai, arah regulasi pemerintah untuk penerapan ekonomi hijau di Indonesia dikatakannya masih belum siap.
"Jadi, sekarang kalau kita bicara tentang green infrastructure, kita juga bicara tentang soft infrastructurenya. Nah, tadi dari diskusi kita, ini sebenarnya soft infrastructure kita itu belum siap. Soft infrastructure itu adalah regulasinya, policy-nya, priority-nya", ucap Hendri di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Ia menceritakan bahwa negara maju sudah memulai ekonomi hijau dari 25 tahun yang lalu.
Dengan berinvestasi, merubah cara bisnis prosesnya dengan menerapkan ekonomi hijau.
"Nah gitu, kita jadi kayak mendadak green gitu. Jadi di mana-mana, pokoknya hijau. Subsidi juga tiba-tiba pokoknya harus dikasih subsidi biar segera hijau. Nah ini, kita sampai lupa mana sebenarnya yang harus kita dahulukan untuk menuju hijau, ini yang mungkin bagi Indonesia kita masih perlu waktu", tuturnya.
Selain itu, Ia mengatakan, belum adanya kesepahaman antar pemerintah pusat dan daerah, eksekutif dan legislatif bahwa green economy atau infrastructure hijau adalah sangat darurat.
"Tetapi pemahamannya belum sama. Banyak daerah yang mengundang saya, mereka mengatakan tolong dibantu bicara dengan legislatif. Kenapa? karena kita tidak di-approve untuk menuju hijau. Gimana dong?. Jadi ini sangat mendasar. Padahal kalau kita bicara, perencanaan itu menjadi referensi terpenting", katanya.