Sonora. ID - Persoalan ketidaksesuaian antara kebutuhan industri dan keahlian yang dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi perlu dicarikan solusinya.
Kerjasama dan pelibatan dunia usaha dan dunia industri bisa dilakukan lewat inovasi pembelajaran.
Praktik baik upaya pelibatan industri dalam pembelajaran dilakukan oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang bekerja sama dengan pelibatan perusahaan pengembang perangkat lunak, SimHive Group. PENS dan SimHive Group telah membangun sebuah grup penelitian bernama Agile Product Development.
Grup penelitian itu berada di bawah Program Studi Teknik Informatika.
Salah satu fokusnya adalah melatih mahasiswa yang tergabung di dalamnya dalam hal pengembangan perangkat lunak serta upaya hilirisasinya.
Baca Juga: Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Otonom, BRIN Ajak Industri Berinvestasi
Koordinator Grup Riset Agile Product Development, Ummi Sa'adah, mengatakan, lingkungan kerjasama yang terbentuk antara SimHive dan PENS pada dasarnya terdiri dari tiga unsur, yakni pemilik produk atau pihak yang bertanggungjawab memaksimalkan nilai dari produk yang sedang dikembangkan. Kemudian unsur kedua adalah pengembang produk itu sendiri yang tidak lain adalah mahasiswa.
"Mereka bertanggungjawab atas eksekusi development sehingga produk mencapai status viable atau dapat diujicoba," ujar Ummi ketika dijumpai Sonora pada Jumat 20 Oktober 2023.
Ummi menambahkan, mitra industri yang terlibat dalam grup riset itu juga menyediakan asistensi pembelajaran lewat sebuah platform. Salah satu fitur platform tersebut memungkinkan proses pembelajaran dilakukan melalui permainan (e-sport).
"Kami menyadari bahwa kami berhadapan dengan mahasiswa gen Z, dimana mereka itu sangat dekat dengan game," katanya.
Ia mengaku, para dosen pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat mahasiswa malah bermain game di dalam kelas.
Berangkat dari pengalaman itulah kemudian diramu sebuah metode pembelajaran yang juga melibatkan game.
Game yang dikembangkan di prodi tersebut pada dasarnya mirip dengan Mobile Legends. Namun bedanya, di setiap tahapan permainan diselipkan bahan ajar perkuliahan.
Bagi pemain yang ingin melanjutkan ke tahap berikutnya, harus menyelesaikan pertanyaan yang ada di dalam game tersebut.
"Ini seperti mind games," katanya.
Selain memanfaatkan platform dalam bentuk e-sport, terdapat juga platform seperti media sosial Facebook, dimana para mahasiswa yang terkoneksi dengannya dapat mengunggah konten.
Akan tetapi, konten tersebut disesuaikan sedemikian rupa agar sesuai dengan bahan ajar dan juga tingkatan mahasiswanya.
Baca Juga: Cara Cek Keaslian E-Materai (Meterai Elektronik), Mudah dan Akurat