Panglima Perang: Ranjau yang sekutu buat. Berusah sekuat tenaga agar dapat keluar dari….
Tukang Sate : Gerobak sate yang memukau, dengan kerlap-kerlip warna lampu di atasnya dengan gerobak yang bertuliskan….SATE AYAM…..
Panglima Perang : Ir.soekarno., dan moh.hatta.,. mereka lah sang motivator kami. Berpidato., menghimbau seluruh.,
Bintang Sepak Bola : Supporter yang setia mendukung dan memperi semangat para.,.
Tukang Sate : Pembeli.,. satu persatu berdatangan dan menghabiskan semua.,.
Pujangga Cinta : Wajah cantikmu yang mempesona, bagaikan wanita yang sakit.,. sakit., sakit., menyikasa jiwa dan meremukkan tulang belulang. Karena kau tlah jatuh dari atap langit sebagai bidadari surga yang turun ke bumi.,.
Bintang Sepak Bola : Indonesia ., Indonesia., hidup sepak bola Indonesia, kau tulangku., kau darahku., kan ku bela sang garuda, yang akan ku jadikan.,
Tukang Sate : Sate., dan ku jual lagi di.,.
Bintang Sepak Bola : Stadion alians di afrika.. tanah nya yang gersang, kaya akan alam. Orang-orang nya hitam pekat yang slalu.,
Pujangga cinta : Ku cinta sampai mati, ku genggam sampai ke bumi pelangi di hati yang tak pernah terganti, dengan wanita suci berparas qur’ani, dan berjiwa.,.
Panglima Perang : ABRI.. bersiap genjatan senjata. Mengakhiri perang rakyat jelata,. Ku rampas harta meraka, beserta….
Tukang Sate : Tusuk sate yang sudah ku bawa. Dan tak disangka dan tak bisa di elak lagi., ternyata… Sungguh-sungguh aku tak percaya.. aku tak percaya.. sateku habis terjual…
Bintang sepak bola : Supporter jerman yang menjuarai Piala Eropa. Aku bersorak kegirangan, kebahagiaan yang tak tergantikan.. Dan berakhir semua pertandingan.
2. Puisi Berantai 4 Orang II
1: Pada suatu masa, kita pernah bersama, berbagi canda tawa, bersama dalam duka lara. Memori telah terpatri, terbingkai dengan rapi, di satu sudut hati, tak pernah berkawan sepi…
2: … tak pernah lagi dirasa, sejak dirinya hadir di dunia, sepi tak lagi bermakna, kini hidup penuh suka…
3: … disambut gempita oleh seluruh bangsa, sang pembawa asa. Sebagai simbol kepahlawanan, wujud nyata dari sebuah harapan…
4: … terdiri dari kumpulan angan, yang menyatu menjadi keinginan. Keinginan yang melambung tinggi, hingga masuk merasuki mimpi…
3: … seorang anak bangsa dari pedalaman, menganyam cita akan kemajuan. Tak peduli akan gunjingan, hanya sanggup melihat tujuan, berjuang mewujudkan harapan…
4: … telah membuat bertahan, dari segala badai cobaan. Cobaan tak lagi dihiraukan, mengingat bayang-bayang senyuman…
Baca Juga: 21 Puisi tentang Keindahan Alam yang Penuh Makna
2: … yang terkembang malu, lirikan mata menjadi sipu, sapa hangat meski ragu…
3: … tak dikenal, yang ada hanyalah keyakinan…
1: … terbantahkan. Menjadi saksi kesetiaan bulan. hanya doa yang bisa dipanjatkan, agar rasa ini tersampaikan. Namun apalah daya, diri tak miliki kuasa, karena diri hanyalah papa, punya rasa tanpa upaya…
3: … -kan yang terbaik bagi atas nama ibu pertiwi, tanpa ragu berkorban diri. Inilah bukti akan sebuah pengorbanan, yang tak butuhkan imbalan, walau tua datang tak lama…
2: … debaran ini mulai terasa, sebagai suatu penerang jiwa, tiap kali melihat wajahnya, yang pancarkan sejuta pesona, hingga hati mulai terbiasa…
4: … akan luka, dan berteman dengan duka. Senyum telah terkembang, bukan untuk disimpan, melainkan biarkan tetap terbang, membawa sebagian kebahagiaan…
3: … rakyatlah yang paling utama. Bagaimana mengetahuinya? Tanya saja pada yang sedang berkuasa. Simbol mayoritas, kumpulan harap yang meretas, wujudkan angka berbilang, acuhkan suara yang hilang…
4: … sudah, lepaslah, terbang tak tentu arah, tak lagi bisa dijamah. Hilang semua kepercayaan, lepas semua harapan, terbang segala impian, tak lagi jadi tujuan…
3. Puisi Berantai 4 Orang III
Perindu: Pada suatu masa, kita pernah bersama, berbagi canda dan tawa. Memori telah terpatri, terbingkai rapi, di satu sudut hati, tak pernah berkawan sepi…
Pencinta: Tak pernah lagi dirasa, sejak dirinya hadir di dunia, sepi tak lagi bermakna, kini hidup penuh suka…
Negarawan: Disambut gempita oleh seluruh bangsa, sang pembawa asa. Sebagai simbol kepahlawanan, wujud nyata dari sebuah harapan…
Seorang yang terluka: dan kumpulan angan, yang menyatu menjadi keinginan. Keinginan yang melambung tinggi, hingga masuk merasuki mimpi…
Negarawan: Seorang anak bangsa dari pedalaman, menganyam cita akan kemajuan. Tak peduli akan gunjingan, hanya sanggup melihat tujuan, berjuang mewujudkan harapan…
Seorang yang terluka: Telah membuat bertahan, dari segala badai cobaan. Cobaan tak lagi dihiraukan, mengingat bayang-bayang senyuman…
Pencinta: yang terkembang malu, lirikan mata menjadi sipu, sapa hangat meski ragu…
Negarawan: Tak dikenal, yang ada hanyalah keyakinan…
Perindu: Terbantahkan. Hanya doa minta rezeki yang bisa dipanjatkan, agar rasa ini tersampaikan. Namun apa daya, kami tak miliki kuasa, punya rasa tanpa upaya…
Negarawan: …-kan yang terbaik bagi atas nama ibu pertiwi, tanpa ragu berkorban diri. Walau tua datang tak lama…
Pencinta: Debaran ini mulai terasa, sebagai suatu penerang jiwa, tiap kali melihat wajahnya, yang pancarkan sejuta pesona, hingga hati mulai terbiasa…
Seorang yang terluka: Akan luka, dan berteman duka. Senyum telah terkembang, bukan untuk disimpan, biarkan tetap terbang membawa sebagian kebahagiaan…
Negarawan: Rakyatlah yang utama. Bagaimana mengetahuinya? Tanya saja pada yang sedang berkuasa. Simbol mayoritas, kumpulan harap yang meretas, wujudkan angka terbilang, acuhkan suara yang hilang…
Seorang yang terluka: Sudah, lepaslah, terbang tak tentu arah, tak lagi bisa dijamin. Hilang semua kepercayaan, lepas semua harapan, terbang segala impian, tak lagi jadi tujuan.
Itulah 3 contoh puisi berantai 4 orang yang dapat kamu jadikan sebagai referensi; bagaimana, sudah dapat ide?
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.