Sonora.ID - Setelah Kota Bontang, tim penilai lomba posyandu yang dipimpin Kepala Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Sosial Budaya Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa – DPMPD Provinsi Kaltim – Roslindawaty, bergeser ke wilayah selatan Kaltim untuk melakukan verifikasi lapangan. Bersama Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak PKK Provinsi Kaltim mengunjungi Posyandu Melati Putih di Desa Janju Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser, baru-baru ini.
Dalam verifikasinya, tim penilai terkesan dengan 13 inovasi yang dipaparkan oleh Posyandu Melati Putih terutama pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mencegah stunting. Salah satunya pemanfaatan daun kelor yang diolah menjadi es krim yang penuh gizi. Inovasi tersebut diberinama Cetingan Eslor (Cegah Stunting dan Anemia Dengan Es Kelor), yakni produksi es krim berbahan pangan lokal daun kelor yang kaya zat besi untuk mencegah stunting, termasuk mencegah anemia bagi ibu hamil.
Berkat inovasi itu, posyandu berhasil menurunkan angka stunting baik melalui pencegahan maupun penanganan, sehingga prevelensi stunting pada 2022 yang sebanyak 27 anak, turun menjadi 8 anak pada bulan Februarii 2023 dan hingga Agustus 2023 turun lagi dan tersisa 2 anak stunting saja.
Ketua Posyandu menyebutkan, masih ada 12 inovasi lainnya yakni ikan lele, inovasi nugget dari ikan gabus, tanaman obat, kripik bayam Brazil serta jamu yang kesemuanya adalah inovasi untuk menekan angka stunting dan hasil dari penjualan produk inovasi itu dimasukkan ke kas posyandu untuk kepentingan pengembangan posyandu Melati Putih.
Sementara itu, tim dari DPMPD Provinsi Kaltim atas instruksi langsung dari Kepala Dinas, kemudian melanjutkan monitoring dan melihat langsung desa yang ditengarai memiliki kasus stunting yang tinggi, yakni Desa Babulu Darat dan Desa Labangka Kabupaten Penajam Paser Utara. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan ditemukan kasus stunting mencapai 30 balita di Babulu Darat dan 17 kasus stunting di Labangka.
Dalam monitoringnya, DPMPD menemukan data dan faktor penyebab tingginya kasus stunting di dua desa tersebut, diantaranya kurang gizi, kemiskinan dan pola asuh yang salah, serta faktor menikah di usia muda dan latar belakang pendidikan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News