"Di sini semua kita persatukan. Karena sastra harus bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat," katanya.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo,S.H,M.Ed. sangat mengapresiasi dan menyambut baik acara tersebut. Menurutnya dengan gelaran FSY ini menjadi bukti adanya kolaborasi sastra dari berbagai lapisan dan sudut pandang dalam membangun budaya dan citra bangsa.
"Kehadiran FSY telah menciptakan sebuah suasana di Kota Yogya, yang selalu menghadirkan kenangan tertinggal, menjadikan kita sebagai bagian dan satu ikatan yang saling merindu atau mengukir sebuah cerita baru," ungkapnya.
Orang nomor satu di Kota Yogya ini berharap gelaran FSY dapar menghibur, sekaligus menginspirasi, serta menggugah masyarakat untuk lebih menghargai dan menjaga warisan budaya, supaya tetap lestari.
"Antusiasme sastrawan-sastrawan muda di sini luar biasa sekali. Ini menunjukkan, bahwa sastra bukan sesuatu yang sulit dijangkau," pungkasnya.
Dalam acara tersebut juga diserahkan hadiah bagi para pemenang sayembara puisi nasional.
Sayembara ini diikuti oleh 1236 peserta dengan 3700 karya, dari seluruh Indonesia.
Baca Juga: Workshop Penulisan Tiba Bersua Dorong Masyarakat Ciptakan Karya Sastra.
Juri yang teridir dari Joko Pinurbo, Ramayda Akmal dan Ni Made Purnamasari ini telah memutuskan 5 (lima) pemenang utama.
Juara pertama di raih oleh Nermi Silaban degan karya berjudul Pariwara Malam Jogja.
Juara kedua diraih oleh Polanco Surya Achri dengan karya berjudul Perjumpaan Pertama Panembahan Senopati ing Ngalaga dengan Ki Ageng Mangir Muda Ki Ageng Wanabaya. Sedangkan juara ketiga diraih oleh Mustafa Ismail dengan karya berjudul Di Kedai Mie Jawa.
Untuk juara harapan satu dan dua diraih oleh Ramoun Apta dengan karya berjudul Yogyakarta 1000 Tahun yang Akan Datang, dan Andria Septy dengan karya berjudul Lensa Nieuwe Wijk Yogya.