“Rendahnya kecakapan digital dapat menimbulkan ancaman pencurian data pribadi, ancaman modus penipuan, hingga pelanggaran kode etik profesi dengan selfie di ruang operasi untuk diunggah di media sosial,” lanjutnya.
Sofian turut menjelaskan mengenai smartphone yang saat ini memiliki peranan penting di cyberspace karena menjadi perangkat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Hal itu kemudian berimbas pada adanya dampak-dampak baru, salah satunya adalah cyber threats.
“Cyber Threats menjadi potensi bahaya dan risiko yang ditimbulkan dari berbagai ancaman dan serangan digital yang menargetkan sistem komputer, smartpjone, jaringan, dan data,” jelas Sofian.
Hari Singgih Nugroho turut memberikan materi mengenai Keamanan Digital di mana dijelaskan bahwa teknologi tidak hanya memberikan manfaat, akan tetapi juga risiko.
Contoh manfaatnya bagi Nakes adalah dapat mencegah penyimpangan dan meningkatkan kemudahan proses administrasi dan layanan publik. Salah satunya adalah adanya kolaborasi melalui satu data dengan SATUSEHAT.
“Penataan keamanan dan keselamatan untuk kegiatan digital bersama secara organisasi merupakan tanggung jawab Pimpinan dengan memahami semua Peraturan dan Perundangan dan melengkapi Pengamanan yang diperlukan secara internal yaitu dengan melengkapi dengan standar dan prosedur internal,” jelasnya.
Hari melanjutkan Nakes perlu memahami bahwa dalam keamanan digital, manfaat dan risiko ini perlu diketahui guna meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjebak pada suatu masalah yang tidak dipahami.
“Hindari tanggung jawab tugas yang (dibuat) tidak jelas dengan melakukan proteksi diri dengan terapan manajemen risiko individual,” pungkasnya.
Literasi Digital sektor Pemerintahan kepada KTKI merupakan salah satu rangkaian program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) dengan target 50 juta masyarakat mendapatkan literasi
digital.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.