Bandung, Sonora.ID - Bank Indonesia (BI) Jawa Barat (Jabar) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Forkopimda, OJK, perbankan hingga asosiasi menggelar West Java Economic Society (WJES) 2023 dengan tema “Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Jawa Barat melalui Penguatan Ekonomi Domestik dan Percepatan serta Perluasan Digitalisasi”, Selasa (31/10/2023).
WJES 2023 digelar dalam rangka mendiseminasikan berbagai solusi dan rekomendasi kebijakan untuk meraih pertumbuhan ekonomi Jabar yang berkelanjutan.
Kepala Perwakilan BI Jabar Erwin Gunawan Hutapea, menyampaikan bahwa kinerja Jabar pada triwulan II 2023 yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,25%, lebih tinggi dari nasional sebesar 5,17%, dan menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa.
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung dengan stabilitas harga di Jawa Barat, sejalan dengan realisasi inflasi September 2023 yang tercatat rendah sebesar 2,35% (yoy).
Atas capaian tersebut, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi Jabar tahun 2023 akan tumbuh positif di kisaran 4,7%-5,5%.
Namun demikian, Erwin menambahkan bahwa dalam mewujudkan hal tersebut masih terdapat beberapa tantangan bagi perekonomian Jabar.
"Beberapa diantaranya adalah pengendalian inflasi daerah baik yang bersumber dari imported inflation maupun gejolak harga pangan, realisasi investasi yang belum merata, hingga perlunya menjaga permintaan domestik dan kinerja sektor industri dan akomodasi makan minum," papar Erwin.
Maka dari itu, lanjut Erwin, WJES 2023 ini menjadi forum yang strategis dalam menyampaikan berbagai rekomendasi kebijakan dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi Jabar tetap tumbuh.
Beberapa rekomendasi kebijakan yang disampaikan dalam WJES 2023 adalah optimalisasi langkah pengendalian inflasi pangan, menjaga daya beli masyarakat melalui penguatan ekonomi domestik dan perluasan digitalisasi, hingga mendorong ekonomi hijau dan ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.