Makassar, Sonora. ID - Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Sulawesi Selatan baru mencapai 76,1 persen sampai 27 Oktober 2023.
Capaian tersebut masih di bawah target bulan ini yang ditarget bisa mencapai 83,3 persen. Cakupan ini menempatkan Sulsel turun ke posisi ketiga nasional setelah Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
Hal itu menjadi perhatian khusus Pj Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar. Ia mengatakan, dari laporan yang diterimanya, baru tujuh Kabupaten yang telah memenuhi target IDL 83,3 persen.
Tujuh daerah itu antara lain, Kabupaten Sidrap, Soppeng, Bantaeng, Pangkep, Bone, Pinrang dan Takalar. Namun pertanggal 27 Oktober 2023, telah ada kabupaten yang mencapai Imunisasi Baduta Lengkap yaitu Kabupaten Pinrang.
"Saya sebagai Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan telah mengirimkan surat kepada Ketua TP PKK Kabupaten/Kota untuk bersama-sama meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan utamanya pada baduta," ujarnya saat memimpin Rapat Evaluasi Bersama Cakupan Imunisasi Melalui Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) Tingkat Provinsi Sulsel Tahun 2023, belum lama ini.
Baca Juga: Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Bio Farma Bersama MSD Jalankan Program Imunisasi HPV
Dia mengimbau pun, seluruh TP PKK se-Sulsel konsisten memberikan edukasi dan sosialisasi pentingnya imunisasi kepada orang tua anak maupun masyarakat umum. Seperti melalui penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat di setiap kegiatan PKK.
Kader-kader PKK juga akan digerakkan dalam menjangkau semua sasaran imunisasi dan untuk mengajak orangtua datang membawa anaknya ke Posyandu dan pos-pos imunisasi.
"TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan sebagai mitra pemerintah menaruh perhatian besar dalam mensukseskan Imunisasi di Sulawesi Selatan," imbuhnya.
Diketahui dalam dua tahun terakhir, Provinsi Sulsel telah meraih prestasi sebagai provinsi yang menempati posisi pertama tingkat nasional dalam hal cakupan IDL.
Sofha berharap, semua anak di Sulsel mendapat hak imunisasinya dan dapat mempertahankan posisi IDL di tahun ini. Adapun saat ini, pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi rutin telah berbasis elektronik, yaitu menggunakan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK).
Ia menambahkan, kesadaran para orangtua untuk melakukan imunisasi pada anak-anak tentunya harus diawali dengan pemahaman yang benar mengenai imunisasi, dan ini menjadi tantangan bersama.
Informasi yang benar harus diperoleh dari sumber yang benar dan terpercaya, sehingga semua tidak mudah untuk dipengaruhi oleh beragam hoax dari media sosial.