Orientasi: Dea dan keluarganya sudah berjanji akan mengenakan baju koko dan gamis berwarna putih ketika lebaran tahun 2020. Biasanya mereka hanya membeli baju baru ketika lebaran namun tidak janjian untuk menyamakan warna.
Rangkaian Peristiwa: Mereka berusaha membelinya di pasar jauh-jauh hari sebelum lebaran supaya tidak berdesak-desakan dengan masyarakat lainnya. Mereka juga memikirkan akan mengenakannya sambil berfoto selfie dengan saudara-saudara di kampung halaman.
Selain itu, mereka juga memikirkan tentang memasak opor ayam dan membuat ketupat saat lebaran. Mereka membayangkan kenikmatan menyantap makanan tersebut bersama keluarga besar di kampung halaman.
Komplikasi: Namun sayangnya, semua rencana gagal terlaksana karena pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Jadi, tidak memungkinkan bagi Dea dan keluarganya untuk pulang ke kampung halaman.
Resolusi: Guna mengobati kerinduan dengan saudara di kampung halaman, Dea membuat Zoom Meeting. Jadi, setelah shalat Idul Fitri Dea dan saudara-saudaranya bertatap muka melalui layar Zoom Meeting.
Mudik ke kampung halaman ketika hari raya Idul Fitri tiba ialah impian banyak orang. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 hal tersebut perlu diurungkan. Meski begitu, dalam contoh cerpen keluarga beserta strukturnya di atas, kerinduan bisa diobati dengan teknologi.
Orientasi: Namaku ialah Andre, aku seorang anak dari ayah yang bernama Andrian dan Ibu bernama Via. Umurku sudah mencapai hampir 30 tahun dan aku sudah mempunyai keinginan kuat untuk menikah.
Rangkaian Peristiwa: Sejak tiga puluh tahun yang lalu, keluarga kecil kami tetap seperti ini. Kami selalu bertiga karena aku ialah anak tunggal dari Ayah dan Ibu. Sampai sekarang ini jumlah anggota keluarga kami tidak berubah.
Komplikasi: Saat ini umur Ayah dan Ibu sudah semakin menua. Mereka menginginkan aku untuk senantiasa tinggal bersama mereka meskipun nantinya menikah. Ayah ingin keluarganya tidak terpisah-pisah.
Ayah dan Ibu memang tidak mempunyai sanak saudara. Aku tidak pernah melihat maupun mengenal saudara mereka. Jadi, kamu memang sungguh keluarga kecil di dunia ini. Tetapi, aku tidak kekurangan cinta maupun kasih sayang dari keluarga.
Resolusi: Aku sudah menemukan perempuan yang tepat sebagai pendamping hidup. Aku membangun keluarga kecilku sendiri di dekat rumah Ayah dan Ibu. Jadi, kami semua tetap bersama-sama meskipun aku sudah menikah.
Contoh Cerpen Singkat 7
Judul: Balerina Karangan: Indah Cho
Ruang pertunjukan terdengar riuh. Penonton berteriak, terkejut.
"Oh Tuhan!" "apa yang terjadi?" "aku sudah menduga dia akan jatuh." "oh... Kasihan sekali." "Gwen!"
Sang Ibu dan Para crew yang berada di backstage segera menghampiri seorang gadis penari yang jatuh terduduk di atas panggung. Segera dibawanya Gwen menuju ruang istirahat, lalu dibaringkan. "Gwen mengalami tegangan pada otot kakinya karena belum terbiasa. Tidak apa-apa, ini akan sering terjadi pada awal-awal. Tapi sedikit istirahat akan membuat kakinya membaik." Mendengar itu, Gwen hanya menghela napas lelah. Sedang ibunya yang sejak lima menit lalu diserang panik itu merasa lebih tenang.
"Gwen, lebih baik kau istirahat saja dulu, Ibu khawatir." "tapi Bu, aku ingin menari lagi. Ini konser solo yang sangat aku harapkan." kata Gwen, "Hanya ballet yang membuatku bisa menerima kondisiku sekarang Bu." "tapi tidak untuk kamu." Ucapan Ibu terhenti sejenak, "Gwen... Berhentilah, lakukan apa yang kamu ingin lakukan, asal tidak menari."
"Apa karena kakiku yang tinggal satu? Apa karena kecelakaan itu? Apa karena kaki kiriku harus diamputasi? Apa karena itu? Ibu melarangku untuk menari?" Gwen menangis, Ibunya juga menangis. "aku bisa menari dengan satu kakiku Bu. Kedua tanganku masih utuh. Aku bisa menggunakan tongkat. Aku baik-baik saja. Aku mungkin tidak normal lagi seperti dulu, tapi ini konser solo yang sangat aku inginkan. Ku mohon biarkan aku terus menari."
"Gwen, sekali lagi. Ibu mohon, berhentilah menari." "aku tahu Ibu mencemaskanku. Tapi tidakkah Ibu mengerti apa yang aku inginkan dari dulu? Biarkan saja orang lain menganggapku tidak bisa. Tapi nyatanya aku bisa walau dengan satu kaki. Aku akan membuktikan pada mereka Bu, bahwa aku bukan orang yang cacat." Kali ini Gwen benar-benar meminta, Sang Ibu menatapnya ragu-ragu. "Ibu bisa mempercayaiku."
Denting Piano mulai mengalun. Cahaya lampu menyorot pada bintang utama yang berada di tengah panggung. Gwen. Gadis itu sejenak memejamkan mata. Mencoba untuk percaya diri. Dia mengangkat tangannya untuk memberi salam pada penonton. Musik mengalun agak cepat, Gwen mulai menari dengan tongkat putihnya yang setia. Walau hanya dengan satu kaki, dia menari dengan luwes dan indah.
Dia terbang, melayang, bagai menari di angkasa. Selama beberapa menit ia menari, gerakan Gwen agak melambat seiring Musik yang ikut melambat. Hingga akhirnya berhenti. Dia menghembuskan napas merasa puas. Ia membuka mata melihat penonton yang terdengar riuh. Ia akan rindu saat-saat seperti ini. Ia akan rindu dirinya yang menari seperti ini. Ya, ia akan rindu. Mendadak, terngiang jelas di pikirannya janji pada ibunya beberapa menit lalu.
"Bu, jika Ibu mengizinkan aku menari sekali lagi, aku berjanji. Ini terakhir kalinya Aku menjadi balerina."
Contoh Cerpen Singkat 8
Dilarang Memukul Teman
Di suatu sekolah dasar sedang terdapat hari yang penting. Hari di mana pemenang lomba Agustusan akan diumumkan. Saat itu para siswa kelas 2 SD pergi keluar keras sambil berlarian mencari tempat untuk mendengarkan pengumuman lomba. Tentunya mereka berharap menjadi pemenangnya.
Para pemenang lomba Agustusan akan mendapatkan hadiah yang menarik yang telah disiapkan oleh panitia lomba. Begitu pula dengan Zahra, Zahra sangat antusias dan bersemangat mendengarkan pengumuman dari guru mengingat sebelumnya ia merupakan pemenang lomba dari makan kerupuk.
Zahra berdiri di barisan paling depan agar ia langsung bisa mendengar namanya disebut sebagai pemenang lomba. Saat anak-anak sedang bersiap, mendengarkan pemenang lomba, tiba-tiba saja Zahra terjatuh di dorong oleh Riris. Zahra yang tidak terima langsung memarahi Riris dan menanyakan alasan Riris mengapa mendorongnya.
Riris mengatakan bahwa ia ingin berada pada barisan paling depan, Zahra pun tidak mau mengalah karena ia yang telah lebih dahulu menempati barisan depan. Merasa tak senang, akhirnya Riris pun melabuhkan tamparkan pada pipi Zahra sehingga terjadi keributan.
Guru yang melihat keributan, langsung menghampiri tempat keributan dan membawa Riris ke dalam ruangan BK untuk diberi penanganan lebih lanjut. Guru menanyakan pada Riris bagaimana ia bisa memukul temannya sendiri, Riris mengaku melihat tayangan di TV sehingga ia menirunya.
Akhirnya guru memberi nasihat kepada Riris dengan menceritakan suatu kejadian yang membuat Rasulullah marah. Di mana pada saat itu, terdapat dua orang yang sedang berkelahi, mereka saling memukul dan menggigit satu sama lain. Mengetahui hal tersebut Rasul pun menjadi marah.
Mendengar cerita tersebut, Riris menjadi menyesali perbuatan yang telah ia lakukan pada Zahra. Keluar dari ruang BK, Riris mencari dan menghampiri Zahra. Riris meminta maaf kepada Zahra atas perbuatannya yang menyakiti Zahra. Zahra pun memaafkan Riris. Mereka berdua akhirnya berteman dan tidak lagi ada pertengkaran.
Toni dan Leo merupakan dua orang yang telah bersahabat sejak lama. Lantaran hari libur, mereka berdua berencana untuk berjalan menuju hutan menyusuri keindahan alam yang ada di hutan. Saking senangnya ketika di hutan, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah berjalan jauh ke dalam hutan hingga mereka melewati batas yang telah ditentukan untuk dilalui.
Lantaran terlalu masuk ke dalam hutan, mereka berdua tidak sengaja bertemu dengan seekor beruang lapar, yang sedari tadi mengincar mereka. Karena takut, Toni langsung naik ke atas pohon dan meninggalkan Leo di bawah begitu saja.
Leo yang mengetahui hal tersebut berusaha keras mencari ide, Leo tidak memanjat, karena ia tidak bisa memanjat pohon. Berpikir keras, Leo akhirnya ingat ia pernah mendengar bahwa hewan akan meninggalkan dan tidak menyukai orang yang telah mati. Akhirnya Leo berbaring di tanah dan menahan napas dalam-dalam.
Melihat hal tersebut si beruang pun langsung menghampiri Leo yang terbaring di tanah seraya mengenduskan hidungnya. Tak lama kemudian beruang pergi meninggalkan Leo yang tengah berbaring.
Toni dari atas pohon melihat hal tersebut merasa penasaran, akhirnya setelah beruang pergi, ia pun langsung turun menghampiri Leo dan bertanya dengan penasaran.
"Apa yang dibisikkan beruang kepadamu? Mengapa ia langsung pergi?" tanya Toni.