Sonora.ID - Pertumbuhan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif lebih cepat pulih dari pandemi dibandingkan rata-rata pertumbuhan tenaga kerja sektor lain secara nasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang diolah Kemenparekraf/Baparekraf, disebutkan pertumbuhan ekonomi kreatif pada 2019 yakni sebesar 3,9 persen, kemudian pada 2020 menurun karena terdampak COVID-19 yaitu -0,5 persen.
Kemudian naik kembali menjadi 2,9 persen pada 2021, lalu pada 2022 naik menjadi 9,49 persen.
“Program penciptaan dan perluasan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif dapat dikatakan berhasil. Hal ini dilihat dari terus bertumbuh di tahun 2022. Ketika pertumbuhan tenaga kerja nasional hanya 3,2 persen, pertumbuhan tenaga kerja ekonomi kreatif 9,49 persen, masih di atas 5 persen,” kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: GOR Seco Manggolo Klaten Diresmikan untuk Dukung Ekonomi Kreatif Desa
Artinya, ditengan disrupsi teknologi dan kondisi global, ekonomi kreatif juga terbukti berperan besar terhadap ekonomi nasional, di tahun 2022 kontribusinya terhadap PDB nasional mencapai Rp1280 triliun.
Kontribusi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif pada nasional pun pada 2022 mencapai 17,7 persen.
Mendukung tren positif tersebut maka digitalisasi menjadi satu keniscayaan yang tidak dapat dibendung, namun bukan berarti kondisi ini sebagai langkah mundur tapi peluang yang perlu direspon positif. Salahsatunya bagi generasi muda Indonesia.
Managing Director Faber-Castell Internasional Indonesia, Yandramin Halim mengatakan, kehadiran teknologi, utamanya kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan kreativitas manusia.
Ia menegaskan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan generasi muda kita, untuk mengendalikan teknologi tersebut.
"Proses digitalisasi tidak dapat dibendung, tapi kita harus menjalankan, ride on proses digitalisasi tersebut," ujar Yandramin kepada Sonora, Rabu, 1 November 2023.
Menurutnya, kehadiran kecerdasan buatan (AI) justru menjadi tantangan yang menarik untuk ditaklukkan, bahkan bukan tidak mungkin dapat dinikmati.
"Contohnya kami, justru dengah kehadiran AI ini bisa menjadikan inovasi baru, yakni dengan mengeluarkan produk alat gambar yang setelah digambar bisa manjadi gambar digital. Jadi menggambar tangan juga dapat dipadukan dengan digital menjadi gambar hidup," ujar Yandramin.
Inovasi ini, kata Yandramin, melibatkan banyak anak muda. Seperti programmernya, sehingga hasil inovasi ini dapat diekspor ke lebih dari 20 negara.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Museum dan Galeri dari Museum dan Cagar Budaya, Pustanto menyambut baik digelarnya berbagai kegiatan yang mendukung kreativitas. Menurutnya, Art Festival ini telah menjadi wadah luar biasa bagi berkembangnya talenta-talenta seni di Tanah Air.
"Ide ini sangat menarik, di acara ini akan melahirkan banyak tokoh-tokoh penting, Akan banyak orang hebat di dunia seni dan kreativitas yang akan muncul," kata Pustanto.
Ia berharap acara serupa dapat tumbuh lebih banyak lain dan berkolaborasi dengan pemerintah. Utamanya dengan organisasi baru Museum dan Cagar Budaya di bawah Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek.
"Kita bisa bekerja sama ke depan, menyiapkan program-program, panggung-panggung, tempat-tempat agar anak-anak kita dapat menyalurkan ide, kreativitas dan inovasi yang dapat bersaing di kancah internasional," tegasnya.
Pustanto kemudian menjelaskan, organisasi Museum dan Cagar Budaya ini sebenarnya merupakan penggabungan dari beberapa institusi dan museum di bawah Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek. Organisasi baru ini membawahi 18 museum di Tanah Air.
"Ini digabung karena kita mau tata kelolanya berubah. Kemarin banyak payung hukum yang bikin enggak, kini diharapkan dapat lebih fleksibel bergerak lebih cepat," tutupnya.