Penajam, Sonora.ID - Banyak faktor yang menodorong petani padi melakukan alih fungsi lahan. Selain hasil produksi, faktor infrastruktur seperti kecukupan irigasi air juga merupakan hal yang utama.
Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU) Sujiati menyebutkan, alih fungsi lahan merupakan peralihan fungsi sebagian kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan.
"Menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif atau masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri," katanya, baru-baru ini.
Alih fungsi lahan tersebut sebagai besar dilakukan untuk menopang kehidupan para petani. Apalagi di tahun 2023 ini, sebagian besar petani di PPU mengalami dua kali fuso. Pertama dihantam oleh banjir, kedua pas menanam dihajar kekeringan.
"Para petani akhirnya memilih untuk menanam sawit karena memang tidak ada air. Bagaimana mau menanam padi," ujarnya.
Kalau mereka tidak beralih fungsi, mereka mau makan apa untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Soalnya, dari penghasilan sawit, mereka bisa mendapatkan pendapatan. Bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
"Sedang berharap padi enggak ada airnya," ucapnya.
Meski dengan kondisi saat ini, dirinya tidak pernah jenuh menyampaikan bahwa irigasi, irigasi dan irigasi. Itulah yang harus terantisipasi dahulu.
"Jadi sebagian besar petani yang bertahan tetap mengandalkan air tadah hujan," pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News