Saat itu, sejumlah Menteri meragukan kemampuan desa mengelola Dana sebesar itu.
Tapi, Gus Halim memberikan gambaran jika keraguan seperti ini terjadi juga tahun 2015 saat Dana Desa pertama kali digulirkan.
Namun, terbukti, Desa bisa mengelola Dana yang besar dan beri efek yang besar bagi pembangunan desa itu sendiri.
Atas fakta ini, kata Gus Halim, sejumlah Menteri, beri respon positif karena memang dirinya menyajikan fakta soal keberhasilan penyaluran Dana Desa.
"Jika ada yang berbicara korupsi, maka jika dipresentasikan dengan jumlah desa sekitar 75 ribu maka jumlah kepala desa yang korupsi sangat sedikit," kata Gus Halim.
"Jumlahnya pun sangat kecil jika dibandingkan dengan korupsi yang dilakukan pejabat pada level diatas Kades," sambungnya.
Maka dari itu, keberadaan Tenaga Pendamping Profesional tetap dibutuhkan mengingat ada kerja-kerja besar yang telah digulirkan agar desa bisa mandiri dalam mengelola segala hal kewajiban negara di level desa.
"Inilah pentingnya kita harus selalu melakukan peningkatan kapasitas pendamping desa," katanya.
Baca Juga: 14 Desa di Penajam Paser Utara Selesai Laksanakan Pilkades
Gus Halim juga mengajak para tenaga pendamping profesional untuk terus tingkatkan kapasitas agar keraguan soal keberadaan bisa terjawab dengan fakta bahwa masih dibutuhkan hingga sekarang.
Kegiatan peningkatan kapasitas ini diikuti oleh 1.332 tenaga pendamping profesional yang berasal Purworejo, Blora, Brebes, Karanganyar, Kendal, Cilacap, Kudus, Pemalang, Demak, Klaten, Pati, Rembang dan Semarang.
Gus Halim menghadiri kegiatan ini didampingi Kepala BPSDM Lutifyah Nurlaela, Kadis PMD Jawa Tengah Noor Kholis, Koordiantor Provinsi Ahmad Hadi Imron, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota.