Namun dengan berbagai program intervensi yang dilakukan, harga beras dapat ditekan dan mulai stabil sejak Oktober 2023.
"Beras cukup melonjak di September, ketiga Oktober melandai. Kita berhasil menahan laju kenaikan harga beras. Beras ada sedikit kenaikan di Oktober tapi tidak setinggi seperti di bulan September," papar Samiran.
Di tempat yang sama, Kepala Bulog Cabang Bandung, Erwin Budiana mengatakan, stok beras di aman tersedia hingga akhir tahun 2023.
"Stok beras Bulog mencapai 6.000 ton disimpan di 3 gudang, yaitu di gudang Cisaranten Kidul 2.700 ton, gudang Cimindi 1.900 ton lalu di gudang Sumedang 1.700 ton," kata Samiran.
Baca Juga: Stasiun Bandung Pajang Miniatur Lokomotif Uap DD5208
Ia mengaku telah berkolaborasi dengan Disdagin Kota Bandung dan DKPP Kota Bandung untuk melakukan Pasar Murah di 30 kecamatan serta Gerakan Pangan Murah.
Erwin mengatakan, kenaikan harga beras merupakan anomali karena secara suplai dan stok tersedia tapi harga tetap naik.
Namun ia menyebut dengan berbagai program pengendalian harga diharapkan harga beras akan kembali normal.
Sedangkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Eric Mohamad Atthauriq mengatakan, TPID Kota Bandung terus melakukan koordinasi untuk terus menjaga tingkat inflasi.
Saat ini, TPID tengah fokus pada tujuh isu trategis pengendalian inflasi yang akan dihadapi Kota Bandung, yakni :
1. Masih tingginya harga beras baik medium maupun premium
2. Naiknya beberapa komoditas seperti Cabe Merah Besar dan Cabe Rawit Merah;
3. Masuknya musim penghujan;
4. Melemahnya nilai rupiah;
5. Naiknya suku bunga perbankan;
6. Isu global geopolitik (Perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina);
7. Rencana Penyesuaian Tarif Air Minum (PDAM), Tarif Parkir Offstreet, dan Gas LPG 3 Kg.
Ia menyebut TPID akan fokus pada 4 pengendalian inflasi pangan mulai dari kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan dan komunikasi efektif.