Ada juga program lain dengan membuat ekosistem kemitraan di daerah.
“Jadi, Mitras DUDI mendorong pemanfataan sekat-sekat yang makin terbuka di satuan pendidikan untuk menjadi kemitraan di daerah guna menggali potensi di daerah sehingga bisa berkontibusi di daerah,” kata Uuf.
Uuf menegaskan tantangan dalam pendidikan vokasi untuk makin menarik dan berkualitas. Seperti di Singapura, politeknik diakui sebagai “saos rahasia ekonomi” Singapura.
Dikesempatan yang sama, Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan untuk menjadi negara maju, Indonesia harus meningkatkan pendapatan per kapita di atas 13.000 dollar Amerika Serikat (AS) dari saat ini masih 4.000 dollar AS.
“Tidak mudah untuk meningkatkan menjadi negara maju karena dibutuhkan pertumbuhan ekonomi luar biasa. Untuk jadi negara maju butuh pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen selama 10-15 tahun ke depan Selama era Presiden Jokowi, pertumbuhan rata-ratal ima persen. Namun, potensi untuk maju itu ada karena Indonesia punya sumber daya alam, dan bonus demografi,” ujar Piter.
Baca Juga: Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini Sebelum Membeli Tiket KA Nataru
Agar bonus demografi mendukung pertumbuihan ekonomi, ujar Piter, harus ada lapangan pekerjaan yang cukup, jangan terjadi ledakan pengangguran.
Tiap pertumbuhan ekonomi satu persen menyerap sekitar 250.000 angkatan kerja.
Jika lima persen, berarti hanya sekitar 1,25 juta lapangan kerja formal. Padahal, pertumbuhan angkatan kerja mencapai tiga juta.
Bahkan, lembaga Demografi UI mengatakan sudah empat juta.