Piter meyakini pendidikan vokasi yang mengutamakan skill akan mendukung pemanfaatan bonus demografi. Namun, perlu dipastikan skills yang dimiliki lulusan selaras dengan industri.
“Bukan gelar lagi yang dikejar, tapi kemampuannya pada bidang-bidang tertentu tertentu sehingga industri mudah menyerap lulusan,” ungkap Piter.
Sementara itu, Direktur ASTRAtech Ricardus Henri Paul mengatakan kunci keberhasilan pendidikan vokasi yakni adanya ekosistem yang mendukung.
Untuk link and match cair karena terkait dengan industri, dosen praktisi juga banyak.
Selain itu, berbagi keahlian dari para praktisi dan review kurikulum bersama, dan karakter juga dibentuk.
Menurutnya, pendidikan voaksi dengan model Astratech Dual System berjalan.
Baca Juga: Daftar Wilayah Jabodetabek Berpotensi Banjir pada 13-20 November 2023
Di tahun awal, para mahasiswa membuat produk yang sama seperti di industri, lalu tahun ketiga dan keempat magang atau apprenticeship sehingga siap kerja. Bahkan untuk penilaian akhir, dari sisi dukungan pada produktivitas industri.
“Suasana industri itu sudah dirasakan mahasiswa sejak awal. Dengan demikian mereka siap untuk bekerja dengan karakter yang dibutuhkan industri,” ungkap Paul.
Pembicara lainnya, Direktur Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia Padang Wicaksono mengatakan lulusan vokasi di UI ada yang nol bulan menunggu masa kerjanya.
Jika program studi sesuai kebutuhan pasar, permintaan tenaga kerja tinggi, bahkan sebelum lulus mahasiswa sudah mendapat tawaran kerja.
Di tahun 2023, tiga program studi terpopuler masa tunggu lulusan nol bulan di program vokasi UI yakni manajemen rekod dan arsip, administrasi perpajakan, dan okupasi terapi.
Dengan teaching factory, kecapan hardskills dan softskills mahasiswa dibangun sejak di kampus.
Selaku penanggap yang juga Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal mengatakan keselarasan atau link and match pendidikan vokasi dan industri harus diwujudkan.
Pendidikan vokasi harus memastikan lulusan yang memiliki kemampuan berpikir analitis, siap untuk terus dilatih atau terus belajar, dan kuat dalam softskills yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
“Karena itu, perlu untuk dipetakan mana yang menjadi tanggung jawab institusi pendidikan, transisi dari pendidikan ke dunia kerja, dan ketika di dunia kerja,” tegas Fasli.