Sonora.ID - Simak contoh narasi fiksi lengkap dengan pengertian, ciri, dan strukturnya.
Teks narasi adalah suatu cerita, baik nonfiksi maupun fiksi, berdasarkan urutan waktu atau kronologis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), narasi adalah teks yang menceritakan peristiwa atau kejadian secara detail dan kronologis, baik berupa fiksi maupun nonfiksi, untuk menghibur atau memberikan wawasan kepada pembacanya biasanya ditulis dalam bentuk novel, cerita pendek, dan biografi.
Struktur Teks Narasi
Teks narasi juga mempunyai unsur kebahasaan tertentu, seperti kata kiasan atau metafora; kata kerja transitif dan intransitif; kata penghubung penanda urutan waktu; serta kata benda, sifat, frasa atau klausa.
Baca Juga: 3 Contoh Teks Ulasan Buku Beserta Strukturnya yang Mudah Dipahami
Contoh Teks Narasi Fiksi
Bibir di wajahku terus-menerus menarik ke arah atas dan membentuk sebuah senyuman yang ceria. Sambil tersenyum, aku mengayunkan langkahku dengan gembira. Angin dingin yang menerpa tubuhku berhasil membuat tulang-tulangku bergemeretak.Kumasukkan kedua telapak tanganku ke dalam saku jaket, untuk memerangi rasa dingin yang terus menyerang tulang-tulangku. Aku tidak menghentikan langkahku sampai akhirnya aku mulai mencium aroma khas yang datang dari perapian yang mulai terbakar hangat.
Lina membukakan pintu untukku, dan aku langsung menikmati aroma khas yang sudah aku rindukan selama ini dan akan aku rindukan juga ketika aku kembali ke tanah air. Pertanyaanku saat ini adalah, apakah sosok wanita cantik di depanku ini juga akan aku rindukan?
Dadaku terasa berdegup lebih kencang ketika memikirkan pertanyaan tersebut. Namun, dengan usaha yang keras aku berusaha menepis perasaan aneh itu. Jangan Andi, jangan biarkan hatimu terbagi oleh siapapun, tegur hati kecilku.
Hati kecilku juga kembali mengingatkanku akan sosok wanita yang sudah aku cintai selama ini. Ingatlah Dian, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cinta yang dimilikinya, begitu teguran yang datang dari hati kecilku.
Ahmad tersenyum sambil mengayunkan langkahnya sore itu. Angin dingin berembus, membuat bulu kuduk di sekitar tubuhnya berdiri. Aku memasukkan dua tanganku ke dalam saku jaket, berharap rasa dingin bisa berkurang. Tak lama, aku disambut wangi kayu yang terbakar di perapian saat Ana membukakan pintu. Wangi yang kelak dirindukan ketika Ahmad telah kembali ke tanah air.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Pidato Bahasa Jawa Beserta Strukturnya