Sonora.ID - Minyak kelapa sawit ternyata kerap menjadi pilihan untiuk dicampur dengan makanan daripada minyak nabati lainnya.
Sifat alami kelapa sawit dan nilai ekonominya yang lebih menguntungkan menjadi faktor utama penggunaan kelapa sawit pada bahan makanan.
Dilansir dari bpdp.or.id, pakar teknologi makanan dari Inggris, Kurt G. Berger, yang diwawancari the Oil Palm mengatakan makanan yang menggunakan sawit memiliki daya tahan lebih lama setelah dibungkus.
Karena itu, produsen makanan lebih memilih minyak sawit ketimbang produk minyak nabati lain.
Sebuah riset yang disponsori Uni Eropa membuktikan hal tersebut. Dalam riset, sebuah produk makanan ringan dicampur dengan kandungan oleic acid yang tinggi dari minyak bunga matahari. Olein dari sawit digunakan sebagai standarnya.
Hasil riset menujukkan, kedua minyak berpengaruh baik terhadap makanan ringan tersebut. Meski keduanya baik, produk yang menggunakan olein sawit memiliki daya tahan lebih lama untuk dipajang di rak toko dan harganya lebih murah.
Dari sisi teknologi makanan, miyak sawit juga memiliki keunggulan. Minyak sawit bersifat semi-solid pada suhu lingkungan dan mencair pada suhu 35 derajat celcius.
Adapun minyak nabati umumnya berbentuk cair.
Baca Juga: Inovasi Produk Kerajinan dari Limbah Kelapa Sawit yang Bernilai Jual
Minyak sawit lebih banyak digunakan pada makanan di Eropa. Menurut Berger, penggunaan minyak sawit pada makanan itu tidak terlepas dari latar belakang sejarah pemakaian lemak pada makanan.