Perpustakaan Daerah Penajam Paser Utara Pusat Mencerdaskan Masyarakat

16 November 2023 19:27 WIB
Kepala Perpusnas Drs Muhamad Syarif Bando,MM meninjau kegiatan TPBS di Penajam Utara, Kalimantan Tinur
Kepala Perpusnas Drs Muhamad Syarif Bando,MM meninjau kegiatan TPBS di Penajam Utara, Kalimantan Tinur ( Dok Perpusnas)

“Literasi pada zaman dulu hanya seputar baca dan tulis, sedangkan saat ini di mana sudah ada ribuan perguruan tinggi, mindset tentang literasi harus diubah. Literasi masa kini harus berorientasi pada produksi barang dan jasa,” terangnya.

Abdullah lantas menginformasikan bahwa sejak 2018 Perpusnas memiliki program unggulan sekaligus menjadi salah satu program nasional yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang telah memberikan dampak ke banyak masyarakat Indonesia.

“Program ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat terutama ketika masa pandemi. Sekitar 2 juta masyarakat merasa terbantu karena mereka dapat memproduksi barang dan jasa untuk tetap menjalankan roda perekonomian keluarga,” jelasnya.

Dalam mengantisipasi benturan digitalisasi yang dihadapi anak-anak di Kabupaten PPU, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten PPU, Marjani mengatakan pihaknya telah melakukan kolaborasi dengan seluruh stakeholders untuk semakin mendekatkan masyarakat dengan bahan bacaan.

“Selain menghadirkan perpustakaan desa/kelurahan, kami juga menghadirkan perpustakaan keliling yang harapannya mampu mengakomodir kebutuhan akan bahan bacaan anak dan berkolaborasi dengan bunda-bunda literasi kecamatan serta para komunitas literasi,” ungkapnya.

Selaku Dosen FKIP Universitas Balikpapan, Indrayani mengungkapkan rendahnya indeks literasi di Kabupaten PPU menjadi tanggung jawab bersama. Orang tua maupun lingkungan informal berperan besar untuk menciptakan anak yang melek informasi atau literat.

“Bukan karena anak-anak malas membaca, tapi pola pikir rasional dan moralitas orang tua maupun lingkungan informal anak juga harus dibangun. Itu saya rasa menjadi tugas tambahan untuk bunda literasi, jd bukan hanya membangun perpustakaan tapi juga membangun edukasi,” tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Penggagas Komunitas Gemar Belajar (Gembel), Achmad Fitryadi mengisahkan perjalanan komunitasnya yang sejak 2015 hingga kini hadir untuk senantiasa membuka lapak belajar bagi anak-anak di Kabupaten PPU.

“Berawal dari kepekaan sosial, Gembel hadir mulai dari 2015 dengan menggelar lapak buku di lorong pasar dan saat itu jumlah bukunya masih sedikit karena belum mendapatkan hibah. Hingga sekarang 2023, kami membuka lapak baca di depan pemkab, selain buku kami juga menyediakan kertas kosong dengan pensil warna. Meskipun anak-anak yang hadir tidak semuanya membaca buku, namun juga menggambar dan mewarnai, misi kami berhasil karena setidaknya mereka meninggalkan gawainya. Para orang tua pun sambil menemani anaknya jadi ikut membaca, sehingga bisa dikatakan semua ruangnya terpenuhi,” kisahnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm