Ilustrasi Ini Cara Menghitung Poin Tinju (
Kompas.com)
Alhasil Banyak netizen menyebut hasil pertandingan ini ‘kocak’ hingga ‘settingan’.
Lantas, bagaimana sih cara menghitung poin tinju yang benar? Nah, artikel ini akan membahas panduan cara menghitung poin tinju.
Cara Menghitung Poin Tinju
Bukan hanya sekadar olahraga, tinju merupakan sebuah seni bela diri. Olahraga kontak fisik ini paling digemari masyarakat dibanding yang serupa, seperti mix martial arts (MMA).
Perbedaan paling utama dari tinju dengan seni bela diri lain adalah penggunaan bagian tubuh yang diperbolehkan untuk menyerang, yakni hanya menggunakan tangan.
Dalam pertandingan tinju profesional, peraturan itu telah diformulasikan oleh Federasi Tinju Dunia (WBF).
Secara garis besar, pertandingan tinju profesional memiliki 17 kelas. Berikut daftarnya:
Adapun peraturan tinju profesional sekarang ini adalah sebagai berikut:
Tidak boleh memukul kepala pada bagian belakang.
Tidak boleh memukul daerah vital atau alat kelamin lawan.
Tidak boleh mengeluarkan kata-kata caci maki atau mengolok-olok lawan.
Tidak boleh memukul lawan apabila lawan sudah tidak berdaya atau menyerah.
Melansir dari laman dazn.com, sistem penilaian tinju modern dikenal sebagai 'Sistem 10 Poin Harus'. Berikut ini garis besar tentang cara kerjanya:
Juri menilai setiap putaran secara individual, pada skala 10 poin. Putaran terbanyak diberi skor 10-9, dengan petinju yang melakukannya lebih baik mencetak 10 dan 'memenangkan' putaran tersebut, dengan petarung lainnya mencetak 9.
Jika seorang petinju terjatuh atau terluka parah hingga wasit meminta penghitungan berdiri, petarung tersebut kehilangan satu poin. Jadi, jika seorang petinju mendominasi suatu ronde, mengendalikan dan mendaratkan pukulan yang lebih baik sepanjang ronde tersebut dan juga menjatuhkan lawannya, hasil akhirnya adalah ronde 10-8.
Jika kedua petarung mencetak knockdown di ronde yang sama, pengurangan tersebut akan saling membatalkan (jadi mungkin ronde 10-9 akan tetap menguntungkan petinju yang lebih baik)
Seorang juri dapat memberikan skor ronde 10-8 tanpa knockdown, jika petarung yang mencetak angka 10 mendominasi ronde tersebut dengan selisih yang sangat besar (ini biasanya hanya digunakan jika ronde tersebut merupakan lalu lintas satu arah total, atau mungkin jika petarung berhasil diselamatkan dari knockdown karena rondenya habis).
Juri juga dapat memberikan skor ronde 10-10 jika ronde di mata mereka benar-benar imbang dan tidak ada apa pun di antara para petarung.