Modul 2.3 dalam Program Guru Penggerak tahun 2023 berfokus pada pengembangan kompetensi coaching bagi para calon guru penggerak (CGP).
Modul ini bertujuan agar CGP dapat memahami konsep coaching, menerapkan teknik coaching yang efektif, dan mempraktikkan coaching dalam konteks supervisi akademik.
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam modul ini adalah eksplorasi konsep coaching.
Eksplorasi konsep ini bertujuan untuk membantu CGP memahami konsep coaching secara lebih mendalam.
Berikut adalah contoh jawaban eksplorasi konsep modul 2.3 guru penggerak tahun 2023:
Pertanyaan:
Apakah coaching itu?
Jawaban:
Coaching adalah proses percakapan yang terarah untuk membantu seseorang mencapai tujuannya. Coaching berfokus pada pengembangan potensi dan kekuatan individu, serta membantu mereka untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya.
Coaching berbeda dengan mentoring. Mentoring berfokus pada berbagi pengetahuan dan pengalaman, sedangkan coaching berfokus pada pengembangan potensi dan kekuatan individu.
Ada beberapa prinsip dasar coaching yang perlu diperhatikan, yaitu:
Kepercayaan: Coaching dibangun di atas fondasi kepercayaan. Coach harus dapat membangun kepercayaan dengan coachee agar proses coaching dapat berjalan dengan lancar.
Fokus pada solusi: Coaching berfokus pada pengembangan solusi atas masalah yang dihadapi coachee. Coach tidak memberikan solusi kepada coachee, melainkan membantu coachee untuk menemukan solusinya sendiri.
Responsif: Coach harus responsif terhadap kebutuhan dan perkembangan coachee. Coach harus dapat menyesuaikan pendekatannya agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan coachee.
Berpusat pada coachee: Coaching berpusat pada coachee. Coach harus dapat menempatkan diri sebagai pendengar yang aktif dan membantu coachee untuk menemukan jawabannya sendiri.
Bagaimana cara mempraktikkan coaching dalam konteks supervisi akademik?
Coaching dapat diterapkan dalam konteks supervisi akademik dengan cara berikut:
Coaching dapat digunakan untuk membantu guru dalam mengembangkan profesionalismenya. Coach dapat membantu guru untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangannya, menetapkan tujuan pengembangan, dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Coaching dapat digunakan untuk membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya. Coach dapat membantu guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, serta mengembangkan strategi untuk meningkatkan kinerjanya.
Coaching dapat digunakan untuk membantu guru dalam mengembangkan kepemimpinannya. Coach dapat membantu guru untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinannya, seperti keterampilan komunikasi, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan pengambilan keputusan.
Berikut adalah contoh penerapan coaching dalam konteks supervisi akademik:
Coaching untuk pengembangan profesionalisme guru: Seorang coach dapat membantu guru untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangannya dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan analisis data. Setelah kebutuhan pengembangan teridentifikasi, coach dapat membantu guru untuk menetapkan tujuan pengembangan dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Coaching untuk peningkatan kinerja guru: Seorang coach dapat membantu guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan analisis data. Setelah kekuatan dan kelemahan teridentifikasi, coach dapat membantu guru untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan kinerjanya.
Coaching untuk pengembangan kepemimpinan guru: Seorang coach dapat membantu guru untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinannya dengan cara memberikan umpan balik, memberikan tantangan, dan memfasilitasi pembelajaran.