Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko anak terkena ADHD, yakni:
Faktor genetik
Cedera otak
Kelahiran prematur
Berat badan bayi baru lahir rendah
Paparan zat kimia ketika sang ibu dalam masa kehamilan, seperti timah
Kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol berlebih ketika sang ibu dalam masa kehamilan
Secara umum, gangguan ADHD muncul pada anak usia di bawah 12 tahun. Namun, pada banyak kasus, gejala ADHD sudah tampak sejak anak berusia 3 tahun. Gangguan ADHD pada saat anak-anak dapat terbawa hingga dewasa.
1. Dominan inatentif
Kesulitan memerhatikan hal detail
Kesulitan untuk fokus terhadap percakapan
Mudah terganggu saat mendengarkan seseorang berbicara
2. Dominan Hiperaktif-impulsif
Mudah gelisah
sulit duduk diam dalam waktu lama
Mudah merasa bosan
Mudah merasa marah
Kesulitan menunggu lama, misalnya antrian
Lari-lari di tempat umum
Penanganan pengidap ADHD
Obat penenang dari dokter. Cara ini membantu pengidap ADHD mengurangi perilaku hiperaktif dan impulsifnya.
Terapi CBT, yaitu psikoterapi untuk membantu pengidap ADHD mengubah perilaku serta pola pikirnya menjadi lebih positif ketika menghadapi masalah di dalam kehidupannya.
Penerapan metode pengasuhan yang tepat untuk anak pengidap ADHD. Misalnya, orang tua dapat membuat jadwal rutinitas serta memberikan arahan yang jelas. Orang tua juga dapat memberikan contoh perilaku tenang.