Sonora.ID - Telur jadi salah satu alternatif makanan yang punya banyak manfaat terutama bagi yang sedang diet. Dalam telur, terdapat dua bagian utama, yaitu putih telur (albumen) dan kuning telur (kuning).
Kedua bagian ini memiliki komposisi nutrisi yang berbeda dan dapat memberikan manfaat kesehatan yang berbeda pula.
Tapi seringkali menjadi selisih diantara kita, manakah yang lebih sehat untuk dikonsumsi antara putih telur atau kuning telurnya?
Perlu untuk kita tahu terlebih dahulu! Putih telur, yang kaya akan protein, rendah kalori, dan tidak mengandung lemak, merupakan pilihan sehat untuk mereka yang ingin mengurangi asupan lemak dan kolesterol.
Baca Juga: Resep Sandwich Salad Telur, Menu Sarapan Praktis yang Nikmat
Protein dalam putih telur sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, termasuk otot. Selain itu, putih telur juga mengandung sejumlah mineral penting seperti selenium, riboflavin, dan niacin.
Sementara itu, kuning telur mengandung lebih banyak lemak dan kalori dibandingkan putih telur, namun juga kaya akan nutrisi penting seperti vitamin A, D, E, K, dan B12. Kuning telur juga merupakan sumber kolin yang penting untuk fungsi otak dan pembentukan sel-sel saraf.
Namun, kuning telur juga mengandung kolesterol. Sebelumnya, kolesterol dalam makanan dianggap berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolesterol dalam makanan tidak memiliki pengaruh besar pada kolesterol darah, dan fokus lebih diarahkan pada pola makan keseluruhan.
Baca Juga: Rutin Konsumsi Alpukat Hingga Telur Ternyata Bikin Rambut Sehat dan Tebal
Oleh karena itu, sebaiknya memasukkan kedua bagian telur dalam diet seimbang. Putih telur dapat menjadi pilihan utama bagi orang yang membutuhkan protein tambahan tanpa lemak dan kolesterol berlebih.
Sementara itu, kuning telur tetap penting untuk mendapatkan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya.
Pengelolaan konsumsi telur secara seimbang dapat membantu memaksimalkan manfaat kesehatannya.
Tetaplah berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum membuat perubahan besar dalam pola makanmu.