Sonora.ID - Pengamat ekonomi senior Aviliani mengungkapkan bahwa jarak krisis ekonomi dunia selama beberapa tahun terakhir semakin dekat.
Sepanjang 2008 hingga 2019, gejolak ekonomi dunia datang dari sektor keuangan, energi, dan juga perdagangan.
Kendati demikian, krisis tersebut tidak begitu nyata menekan sisi permintaan dan penawaran dalam ekonomi. Misalnya, sektor pariwisata masih bergerak saat periode krisis.
Namun, saat pandemi Covid-19 terjadi, seperti yang kita ketahui, sektor pariwisata berhenti sepenuhnya.
Disusul pada 2022 saat Covid-19 sudah melandai, terjadi konflik geopolitik Rusia dan Ukraina. Sedangkan pada 2023, yang terbaru, pecahnya genosida yang dilakukan Israel pada Palestina juga menggoncang ekonomi.
"Tadinya, kita anggap dengan selesainya Covid-19 ini, maka akan selesai juga dengan ketidakpastian, nyatanya enggak," kata Aviliani saat penyampaian materi bertajuk dalam acara Smart Business Outlook 2024: Peluang Bisnis dan Disrupsi Teknologi yang diadakan di Flores Ballroom, Hotel Borobudur Jakarta, pada Selasa (28/11/2023).
Baca Juga: Kemenkeu Klaim Fiskal Indonesia Terjaga Baik dan Ekspor Alami Surplus pada 2022
Lantas, kapan bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2024?
Terdapat setidaknya dua isu yang dapat dibahas sebagai indikator ekonomi tahun depan.
Pertama, yakni isu inflasi. Pada akhir Juni 2024 mendatang, Aviliani memprakirakan inflasi akan menurun secara perlahan tapi tidak berhenti sepenuhnya.