Pontianak, Sonora.ID – Inflasi di Kalimantan Barat sebesar 0,04% secara month to month (m-to-m) dan mencapai 2,01% secara Year on Year (y-to-y).
Ini yang disampaikan langsung oleh Kepala BPS Provinsi Kalimantan Barat, Muh Saichudin usai Rilis BPS Provinsi Kalbar terkait Inflasi, Ekspor Impor, Jumat (1/12/2023).
Sementara diantara 3 kota di wilayah Kalbar yaitu Pontianak, Singkawang, dan Sintang terdapat satu kota yaitu kota Singkawang yang mengalami deflasi sebesar -0,01%, kemudian Sintang untuk bulan November ini mengalami inflasi sebesar 0,13%.
“Untuk Singkawang mengalami inflasi 2,07% (m-to-m), Pontianak 2%(m-to-m), dan untuk Sintang 1,94%(m-to-m), “ jelasnya.
Dirinya menyebut bahwa dampak el nino menyebabkan harga beras cukup tinggi dikarenakan produksi agak menurun. Namun untuk beberapa sayuran mengalami penurunan harga seperti di Singkawang, tetapi juga di Sintang ada beberapa yang mengalami peningkatan.
Baca Juga: Terdapat Dua Jenis Anggaran untuk Percepatan Penurunan Stunting
Dia mengatakan bahwa Rokok kretek secara tahunan juga masih menjadi penyumbang inflasi secara year on year. “Penyumbang inflasi terbesar, rokok kretek, beras, dan gula pasir, “ imbuhnya.
Sementara untuk IPM Kalimantan Barat mengalami pencapaian yang bagus dimana sebelumnya termasuk ke dalam kategori di bawah 70, kini masuk ke dalam kategori tinggi dengan nilai IPM 70,47.
“Untuk IPM yang tertinggi memang di kota Pontianak yaitu sebesar 81,63 ada juga 4 kabupaten/kota selain Pontianak, yaitu Sambas dan Kubu Raya berubah status IPM nya dari status sedang menjadi tinggi. Yang terendah terdapat di Kabupaten Kayong Utaradengan nilai IPM 66,06, “ ujar Muh Saichudin.
Dia juga katakan bahwa yang masih menjadi tantangan ke depan tentunya dilihat dari indikator penyusunnya adalah sektor Pendidikan yang rata lama sekolah dan harapan lama sekolah meningkat tidak terlalu tinggi.