Makassar, Sonora.ID - Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi kedua di Indonesia pada 2022. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 35% pada tahun lalu.
Prevalensi balita stunting Sulawesi Barat tercatat naik 1,2 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 33,8%. Hal ini membuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar dan Pemerintah setempat harus bekerja keras untuk menurunkan tingginya angka stunting tersebut.
Salah satu langkah yang dilakukan yakni dengan menggelar peningkatan kapasitas pengelola program Bangga Kencana bersama mitra kerja dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut diikuti 350 undangan yang terdiri dari mitra kerja, Keluarga Berencana kabupaten se-Sulbar dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten se-Sulbar. Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo.
Menurut Hasto, masalah stunting di Sulbar menjadi perhatian serius Pemerintah Pusat. Karena itu, upaya untuk menekan masalah stunting terus dimaksimalkan. Ia menyebut, Pemerintah Pusat telah menggelontorkan anggaran yang cukup besar untuk penanganan stunting di wilayah Sulbar.
“Anggaran tahun lalu itu semua dinaikkan di Sulbar dibandingkan Provinsi lain. Termasuk DAK fisik, Provinsi lain ada yang tidak diberi, sementara Sulbar dikasih terus,” ujar Hasto kepada awak media usai membuka acara tersebut di Claro Hotel Makassar, Senin (18/12/2023) malam kemarin. Adapun seluruh anggaran tersebut, kata Hasto, dapat digunakan untuk membeli kebutuhan gizi makanan. Termasuk bantuan untuk Puskesmas.
Baca Juga: Kini Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar Miliki Gedung Perpustakaan Baru
Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, Rezky Murwanto mengungkapkan, penyebab tingginya angka stunting di wilayahnya antara lain disebabkan pola pikir masyarakat serta pola hidup sehat yang belum tertata dengan baik. Karena itu, pihaknya terus bersinergi dengan semua mitra untuk percepatan penurunan stunting di pelosok Sulbar. Pihaknya menggandeng tim pendamping keluarga di setiap desa.
"Itu yang harus ditekan, apalagi Pj Gubernur Sulbar telah menekankan terkait kemiskinan ekstrem, anak putus sekolah dan stunting untuk bisa kita atasi," tuturnya.
Kendati demikian, lanjutnya, pencapaian program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di BKKBN Sulbar tahun 2023 sangat memuaskan. Bahkan Sulbar masuk 8 besar nasional pelayanan KB pada Hari kontrasepsi Sedunia tahun 2023.