Sorong,Sonora.Id - Sejak 1 Januari 2016, RH Petrogas Ltd. melalui Petrogas (Basin) Ltd. menjadi operator di Wilayah Kerja Kepala Burung yang berada di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya dengan total luas wilayah lebih dari 1.000 km².
Petrogas (Basin) Ltd. memiliki dua fasilitas produksi, pertama adalah fasilitas produksi Kasim Production Facility untuk fasilitas produksi minyak mentah dari Lapangan Walio, Wakamuk, Cendrawasih, Kasim, dan Jaya. Kedua adalah Arar Gas dan LPG Plant, yang merupakan fasilitas produksi gas dari Lapangan Arar dan Klalin.
Blok Kepala Burung menghasilkan lebih dari 4.500 barel minyak per hari dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per hari. “Baik produk minyak mentah maupun gas dari Wilayah Kerja Kepala Burung diperuntukkan bagi kebutuhan dan ketahanan energi domestik,” jelas General Manager Petrogas (Basin) Ltd., Alfian Telaumbanua.
Selain minyak mentah untuk kebutuhan lokal Papua Barat Daya, produksi gas disuplai ke Perusda Kabupaten Sorong untuk pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Sorong dan Kota Sorong, Papua Barat Daya, dan juga termasuk suplai gas rumah tangga melalui Jaringan Gas Nasional.
Sejak 2017, Petrogas (Basin) Ltd. terus berupaya meningkatkan lifting LPG hasil produksinya. Di tahun 2017 dilakukan 2 kali lifting, 2018 4 kali lifting, 2019 5 kali lifting, 2020 dan 2021 masing-masing 6 kali lifting, 2022 7 kali lifting, dan di 2023 ini ditargetkan 9 kali lifting hingga akhir tahun.
Dalam upaya menemukan cadangan migas baru yang kemudian akan diproduksikan untuk menambah produksi dan memberikan kontribusi bagi produksi migas nasional, di tahun 2023 Petrogas (Basin) Ltd. melakukan dua tajak sumur eksplorasi. Kedua tajak ini dibor di bawah Komitmen Kerja Pasti Wilayah Kerja Kepala Burung dalam Kontrak Kerja Sama yang dimulai pada tahun 2020 lalu.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Shinta Damayanti menyampaikan bahwa Kawasan Indonesia timur merupakan tumpuan harapan bagi industry hulu migas tanah air dalam mencapai target produksi migas 2030 yaitu 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari. Itulah sebabnya, keberadaan Petrogas sebagai kontraktor migas menjadi signifikan.
“Dalam kesempatan ini, saya juga meminta agar manajemen KKKS Petrogas Basin Ltd. dapat lebih meningkatkan kinerja yang sudah baik di tahun 2023 ini, dan untuk menghadapi tahun 2024 agar dapat melakukan persiapan yang lebih baik, sehingga entry level di awal tahun 2024 menjadi optimal sehingga produksi maupun lifting di tahun 2024 dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar dia.
Shinta menyebutkan, Dalam era transisi energi saat ini, gas memainkan peranan yang semakin penting, karena tidak hanya menjadi sumber energi dan penerimaan negara, tetapi juga sebagai sumber bahan baku industri dan multiplier effect yang dikontribusikan.
“Untuk itu, kami sangat berharap agar kontribusi yang diberikan oleh KKKS Petrogas Basin Ltd. dapat semakin ditingkatkan guna memberikan dampak positif yang besar kepada masyarakat Indonesia dan khususnya bagi masyarakat di Papua,” kata dia