Gunakanlah bahasa formal dan profesional supaya terkesan serius dan mendalam.
Contoh kata slang:
“I wanna get this scholarship cause it’s like, super awesome!”
2. Kata-kata klise
Terlalu banyak menggunakan kata-kata klise dapat membuat keunikan pada diri kamu menjadi tidak terlihat.
Akan ada banyaknya sainganmu dalam pendaftaran universitas yang dituju, maka dari itu, untuk menonjolkan keunikanmu, kurangilah menggunakan kata-kata klise agar dapat memberikan nilai berbeda dari pendaftar lainnya.
Gunakan kata-kata yang memiliki makna kuat dan relevan dengan konteks motivation letter mu.
Contoh kata klise:
“From a young age, I knew I wanted to make the world a better place.”
3. Kata yang Terlalu santai
Mirip dengan kata-kata slang, menggunakan bahasa yang terlalu santai juga dapat membuat pihak universitas tujuan meragukan keseriusan pelamar.
Gunakanlah bahasa yang lebih formal untuk menunjukkan keseriusanmu dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Contoh kata terlalu santai:
“This scholarship is, like, totally gonna change my life, you know?”
4. Bahasa yang diskriminatif
Motivation letter menjadi kesempatan pelamar untuk menunjukkan siapa dan mengapa pelamar pantas untuk menerima beasiswa dari universitas yang dituju.
Dengan menggunakan bahasa diskriminatif sudah pasti akan mengurangi penilaian pelamar.
Bahasa diskriminatif dapat merusak citra diri dan menunjukkan adanya kurangnya kesadaran sosial yang pastinya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dicari oleh pemberi beasiswa.
Tunjukkanlah keunggulan mu tanpa harus menjatuhkan kelompok tertentu.
Contoh bahasa yang diskriminatif:
“Women are weaker than men and should stick to traditional roles.”