Sonora.ID - Bacaan sholawat Dzolimin cukup pendek sehingga dapat dengan mudah dihafal. Sholawat ini lebih dikenal dengan nama sholawat Asyghil.
Sholawat Dzolimin atau Asyghil memiliki asal-usul dari Imam Ja’far ash-Shadiq yang hidup pada akhir Dinasti Umayyah dan awal era Abbasiyah yang penuh intrik politik.
Imam Ja’far ash-Shadiq rutin membaca sholawat tersebut dengan jamaahnya saat melakukan doa qunut subuh, seperti yang dijelaskan dalam Jurnal Studi Hadis Nusantara (2022) oleh Nurjaman, Deden, Lukman Zain, dan Ahmad Faqih Hasyim.
Sholawat Asyghil awalnya muncul sebagai respons terhadap persekusi yang dialami oleh ahlul bayt atau keturunan Nabi Muhammad saw, terutama pada masa kepemimpinan Yazid bin Muawiyyah dari Bani Umayyah.
Baca Juga: Lirik Sholawat Al Hijrotu Lengkap dengan Latin, Arab dan Terjemahannya
Dikutip dari NU Online, Imam Ja’far Ash-Shadiq menciptakan sholawat Dzolimin ini sebagai doa agar orang-orang zalim tersebut saling berkonflik sendiri.
Pada masa penjajahan Belanda, sholawat, termasuk sholawat Asyghil, banyak dibaca oleh para ulama sebagai bentuk perlindungan dari ancaman luar dan dalam.
Salah satu ulama pesantren yang dikenal memiliki sanad sholawat Asyghil adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH M. Anwar Mansur, yang memperoleh ijazah sholawat tersebut dari KH Abdul Abbas Buntet Cirebon.
Bacaan Sholawat Dzolimin Arab
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ